Samarinda (ANTARA Kaltim) – Menjelang Hari Raya Idul Adha, permintaan jumlah hewan ternak seperti sapi meningkat. Kaltim cenderung belum dapat mencukupi kebutuhan lokal dari produksi daerahnya, sehingga seringkali terjadi lonjakan besar mengimpor produk dari luar daerah.

Anggota DPRD Kaltim, Martinus menguraikan ada berbagai sisi yang harus diperhatikan untuk mencukupi kebutuhan tersebut, yakni kualitas, harga , dan potensi kedepan pada  pemberdayaan usaha ternak sapi tersebut.

“Instansi terkait harus memastikan mutu dan kualitas sapi. Pihak penjual, juga wajib memperhatikan sisi kesehatan itu harus dijaga, Sapi yang sehat, otomatis standar mutunya bagus, “ ungkapnya.

Jadi perhatian utamanya, adalah harga ternak yang menjulang jelang Idul Adha. “Harga sapi di Mahulu yang semula Rp. 11 juta, sekarang menjadi 13 juta/ekornya. Inilah yang harus diawasi jangan sampai terlalu membebani masyarakat yang mau berkurban, “ ungkapnya.

Melanjutkan, ia menilai jangan sampai daerah Kaltim hanya mengharapkan pasokan ternak dari luar kaltim. Paling tidak, Kaltim harus  memberdayakan peternak lokal.  “Misalnya di Kukar, sebagian besar sapi disana adalah impor,” sebutnya.

Terkait potensi peternakan, ia optimis SDM Kaltim sudah mumpuni untuk meningkatkan produksi peternakan. Perhatian lebih dari pemerintah mutlak diperlukan.

“Sebagai contoh sentra peternakan sapi yang ada di Kukar itu belum maksimal dalam hal, ketersediaan lahan. Padahal sudah didukung SDM yang baik. Tinggal bagaimana Dinas peternakan menambahkan edukasi yang bagus,” harapnya..(Humas DPRD Kaltim/ast/dhi)


Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014