Penajam (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, melalui Dinas Pertanian dan Peternakan setempat membentuk tim pemeriksaan kesehatan hewan kurban.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Penajam Paser Utara, Arief Murdianto, Senin mengatakan, pemeriksaan tersebut dilakukan untuk memastikan hewan kurban tidak terkena penyakit dan layak dikonsumsi.
Tim pemeriksa itu kata Arief Murdianto akan mendatangi sejumlah lokasi penjualan sapi untuk melakukan pengecekan kesehatan termasuk memeriksa surat dari daerah asal hewan kurban, jika sapi itu didatangkan dari luar Kaltim.
"Sapi yang didatangkan dari luar Kaltim melalui jalur laut, tidak terlalu dikhawatirkan. karena sebelumnya sapi-sapi tersebut, telah diperiksa di balai karantina hewan di masing-masing pelabuhan termasuk di Pelabugan Semayang Balikapapan," ungkap Arief Murdianto.
Namun, yang perlu dikhawatirkan tambah Arief Murdianto yakni sapi yang didatangkan melalui jalur darat seperti dari Kalimantan Selatan.
"Pada 2006 lalu, penyakit Jembrana sempat menyebar di Petung karena sapi dari Kalsel yang membawa penyakit tersebut. Sapi itu dibeli di pasar hewan di Kalsel, kemudian dikirim melalui Kabupaten Paser dan dilanjutkan ke Petung dan disinilah penyakit itu menyebar yang menyebabkan banyak sapi yang mati," kata Arief Murdianto.
Ia mengharapkan, pengecekan sapi asal Kalsel tersebut juga dilakukan di Muara Komam, Kabupaten Paser.
"Jika pada akhirnya juga lolos, maka pengecekan di Labangka juga bisa mengawasi sapi yang masuk di wilayah Penajam Paser Utara. Kami juga sudah berkoordinasi dengan polisi di pelabuhan feri, jika menemukan adanya hewan yang mencurigakan segera menghubungi kami agar bisa diperiksa," ujar Arief Murdianto.
Tim pemeriksa kesehatan hewan kurban itu juga lanjut dia, akan mengecek surat jalan dan surat kesehatan hewan dari daerah asal.
"Kalau kedua surat tersebut lengkap tidak ada masalah. Begitu pula sapi lokal tetap akan diperiksa kesehatannya. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengecek apakah sapi itu bebas penyakit brosela dan antraks," ungkap Arief Murdianto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Penajam Paser Utara, Arief Murdianto, Senin mengatakan, pemeriksaan tersebut dilakukan untuk memastikan hewan kurban tidak terkena penyakit dan layak dikonsumsi.
Tim pemeriksa itu kata Arief Murdianto akan mendatangi sejumlah lokasi penjualan sapi untuk melakukan pengecekan kesehatan termasuk memeriksa surat dari daerah asal hewan kurban, jika sapi itu didatangkan dari luar Kaltim.
"Sapi yang didatangkan dari luar Kaltim melalui jalur laut, tidak terlalu dikhawatirkan. karena sebelumnya sapi-sapi tersebut, telah diperiksa di balai karantina hewan di masing-masing pelabuhan termasuk di Pelabugan Semayang Balikapapan," ungkap Arief Murdianto.
Namun, yang perlu dikhawatirkan tambah Arief Murdianto yakni sapi yang didatangkan melalui jalur darat seperti dari Kalimantan Selatan.
"Pada 2006 lalu, penyakit Jembrana sempat menyebar di Petung karena sapi dari Kalsel yang membawa penyakit tersebut. Sapi itu dibeli di pasar hewan di Kalsel, kemudian dikirim melalui Kabupaten Paser dan dilanjutkan ke Petung dan disinilah penyakit itu menyebar yang menyebabkan banyak sapi yang mati," kata Arief Murdianto.
Ia mengharapkan, pengecekan sapi asal Kalsel tersebut juga dilakukan di Muara Komam, Kabupaten Paser.
"Jika pada akhirnya juga lolos, maka pengecekan di Labangka juga bisa mengawasi sapi yang masuk di wilayah Penajam Paser Utara. Kami juga sudah berkoordinasi dengan polisi di pelabuhan feri, jika menemukan adanya hewan yang mencurigakan segera menghubungi kami agar bisa diperiksa," ujar Arief Murdianto.
Tim pemeriksa kesehatan hewan kurban itu juga lanjut dia, akan mengecek surat jalan dan surat kesehatan hewan dari daerah asal.
"Kalau kedua surat tersebut lengkap tidak ada masalah. Begitu pula sapi lokal tetap akan diperiksa kesehatannya. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengecek apakah sapi itu bebas penyakit brosela dan antraks," ungkap Arief Murdianto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014