Pertamina menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pertamax turbo RON 98, pertamax RON 92, pertadex Cetane Number (CN) 53, dan dexlight CN 51.

“Penyesuaian berkala sesuai tren harga minyak dunia,” kata Manajer Humas Pertamina Patra Niaga Kalimantan Arya Yusa Dwicandra, Senin.

Untuk provinsi yang menerapkan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) sebesar 7,5 persen, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat, penurunan harganya yaitu per liter pertamax turbo dari harga Rp15.800 menjadi Rp14.800; pertamax dari Rp14.000 menjadi Rp13.250. Kemudian pertadex dari Rp16.700 menjadi Rp14.900; dan dexlight dari Rp15.700 menjadi Rp14.400.

Untuk provinsi yang pungutan PBBKB-nya 10 persen, yaitu Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara, pertamax turbo dari Rp16.150 menjadi Rp15.100; pertamax dari Rp14.300 menjadi Rp13.350; pertadex dari Rp16.350 menjadi Rp15.200; dan dexlight dari Rp16.050 menjadi Rp14.700.

Pertamax turbo adalah bahan bakar untuk mobil-mobil dengan kompresi mesin tinggi atau juga yang dipasangi turbocharger seperti mesin untuk mobil atau motor sport. Di Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) yang menyediakannya, dispenser pertamax turbo penuangnya diberi warna merah tua.

Arya menyatakan, bahwa harga BBM Non-subsidi akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak, di mana Pertamina mengacu pada Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus, selain juga mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

“Jadi harga BBM itu bisa tetap, bisa naik, atau seperti saat ini juga bisa turun, tergantung trend harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah. September ini, semua harga BBM Non Subsidi Pertamina mengalami penurunan," terang Arya.

Arya menegaskan bahwa Pertamina menjaga pasokan BBM dan menjaga kualitasnya untuk disalurkan di seluruh wilayah Indonesia. 

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024