Nunukan (ANTARA Kaltim) -  Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengakui pemasaran rumput laut masih terkendala kurangnya sarana transportasi sehingga pemerintah daerah setempat akan menambah armada kapal.

Kepala Bidang Budidaya Perikanan DKP Kabupaten Nunukan Suaedi di Nunukan, Rabu (10/9), menjelaskan produksi rumput laut Kabupaten Nunukan yang telah mencapai 1.500 ton per bulan seringkali tidak tersalurkan karena keterbatasan sarana transportasi untuk memasarkan keluar pulau.

Ia mengatakan sasaran pemasaran rumput laut setempat adalah Provinsi Sulawesi Selatan dan Jawa Timur yang tentunya membutuhkan transportasi berupa kapal yang memadai setiap pekan.

Ia mengatakan kapal angkutan barang menuju dua daerah itu yang ada saat ini, hanya dua unit dengan keterbatasan kapasitas karena lebih banyak digunakan untuk angkutan barang penumpang yang sebagian besar milik tenaga kerja Indonesia (TKI) yang pulang kampung.

Permasalahan angkutan produksi rumput laut itu, katanya, telah berlangsung sejak pertengahan bulan suci Ramadhan 1435 Hijriah, akibat protes yang dilakukan agen TKI.

Berkaitan dengan minimnya kapal angkutan untuk rumput laut, katanya, telah mendapatkan perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten Nunukan sehingga kemungkinan besar akan menambah satu armada lagi tujuan Sulawesi Selatan.

Suaedi mengatakan minimnya sarana angkutan laut tersebut menyebabkan kerugian bagi nelayan pembudi daya karena pengusaha lokal tidak bersedia membelinya.

Ia mengharapkan dengan rencana Pemkab Nunukan untuk mendatangkan tambahan armada kapal tersebut dapat memberikan angin segar bagi nelayan setempat dan menjawab keluhan mereka selama ini.

"Sekaitan dengan keluhan pedagang (lokal) dan nelayan (pembudi daya) rumput laut, Pemkab Nunukan sudah merespons dengan berencana menambah satu unit kapal angkutan barang tujuan Sulawesi Selatan," ujar Suaedi. (*)

Pewarta: M.Rusman

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014