Samarinda (ANTARA Kaltim) - Penderita penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk Aedes Aigepty sudah mencapai 1.260 orang, 11 orang diantaranya meninggal dunia (Sumber: DKK Balikpapan). Namun belum bisa dinyatakan kategori kejadian luar biasa (KLB) karena belum melewati 1 persen dari tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 yang tercatat 1500 penderita dengan 8 kematian.

Anggota Komisi IV, Leliyanti Ilyas, menyampaikan pandangannya. Menurutnya fenomena Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah gejala alam yang terus menerus dihadapi. Jadi, harus ada langkah antisipasi atau upaya preventif dari berbagai pihak, khususnya pemerintah untuk menangkalnya.

"Perlu sosialisasi berjenjang pada masyarakat mengenai lingkungan kesehatan, baik dari tingkat RT sebagai aparat dari perpanjangan tangan pemerintah," imbuhnya.

Menurutnya kebersihan lingkungan sebagai bentuk partisipatif masyarakat sifatnya harus terus menerus dilakukan, hingga menjadi sebuah perilaku. Lebih lanjut dirinya mengatakan "Masyarakat dalam hal ini tidak lagi bergerak karena himbauan, melainkan karena budaya yang melekat," lanjutnya.

Upaya Fogging, pembagian bubuk Abate menurutnya hanya bersifat sementara. Upaya partisipatif harus dimulai dari pemerintah dengan mengarahkan  masyarakat, gaya hidup bersih bekerjasama dengan stake holder sebagai langkah antisipasi awal.

"Hal yang terkait kesehatan harus ditanggapi dengan concern, terkait anggaran kesehatan yang perlu di back-up jika dianggap belum maksimal kinerjanya," imbuhnya.

Dirinya memberikan contoh di beberapa Kota seperta DKI Jakarta dan Bandung yang memiliki Peraturan Kepala Daerah mengenai kebersihan lingkungan yang disertai komitmen dan konsistensi tegas dalam sangsi dan penegakan hukum, hal tersebut menurutnya mampu menyentuh kesadaran masyarakat.

"Aturan yang di back-up dengan sangsi tegas serta ketersediaan aparat untuk mengawasi pelanggaran," tambahnya. (Humas DPRD Kaltim/ast/dhi)
 
 

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014