Nunukan (ANTARA Kaltim) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mengkhawatirkan terjadinya mobilisasi tenaga kerja Indonesia (TKI) memilih di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, pada pemilihan presiden dan wakil presiden 2014.
Komisioner Bawaslu RI, Nasrullah di Nunukan, mengungkapkan, kedatangannya di Kabupaten Nunukan sebagai daerah perbatasan Indonesia-Malaysia sebagai upaya mengantisipasi terjadi mobilisasi sehubungan dengan perbedaan waktu penyelenggaraan pemungutan suara di dalam negeri dan luar negeri.
"Memang kami perlu melakukan langkah-langkah antisipasi terjadinya mobilisasi TKI dari (Negeri Sabah) Malaysia untuk datang memilih lagi di Kabupaten Nunukan karena perbedaan waktu penyelenggaraan di luar negeri lebih dipercepat," ucap Nasrullah saat berkunjung ke Nunukan, Sabtu.
Ia menerangkan pelaksanaan pilpres di luar negeri pada 4-6 Juli 2014 sementara di dalam negeri pada 9 Juli 2014 sehingga peluang terjadinya mobilisasi TKI untuk menggunakan hak pilihnya di Kabupaten Nunukan sangat besar.
Kemudian potensi lainnya adalah, jelas Nasrullah, apabila lokasi pemungutan suara dengan metode "dropbox" berada di dekat kawasan perbatasan kedua negara karena pemilih atau TKI bisa kembali menggunakan hak pilihnya.
Oleh karena itu, Bawaslu RI mengharapkan lokasi pemungutan dengan "dropbox" dapat dijauhkan dari tapal batas negara agar peluangnya menggunakan hak pilihnya dua kali sangat kecil baik dari Indonesia masuk ke wilayahn Malaysia dan sebaliknya.
"Bawaslu (RI) harapkan lokasi pemungutan "drop box" dapat ditempatkan pada lokasi yang sangat jauh dari tapal batas negara namun harus strategis yang minim dari aspek risikonya," ujar dia.
Potensi penyalahgunaan pemilih selanjutnya adalah terjadinya peningkatan jumlah pemilih dibandingkan pada pemilihan calon anggota legislatif baru-baru ini khususnya di luar negeri meskipun belum ada jaminan.
Untuk mengantisipasi mobilisasi TKI ke Kabupaten Nunukan menggunakan hak pilihnya pada pilpres 9 Juli 2014 nanti dengan mendatangi kantor perwakilan Indonesia di Tawau maupun Kota Kinabalu Malaysia, kata dia.
Walaupun demikian dia menyadari, ada hal-hal yang menyulitkan memantau terjadinya mobilisasi TKI tersebut disebabkan keluar masuknya WNI di wilayah perbatasan tersebut setiap hari yang jumlahnya mencapai ribuan orang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Komisioner Bawaslu RI, Nasrullah di Nunukan, mengungkapkan, kedatangannya di Kabupaten Nunukan sebagai daerah perbatasan Indonesia-Malaysia sebagai upaya mengantisipasi terjadi mobilisasi sehubungan dengan perbedaan waktu penyelenggaraan pemungutan suara di dalam negeri dan luar negeri.
"Memang kami perlu melakukan langkah-langkah antisipasi terjadinya mobilisasi TKI dari (Negeri Sabah) Malaysia untuk datang memilih lagi di Kabupaten Nunukan karena perbedaan waktu penyelenggaraan di luar negeri lebih dipercepat," ucap Nasrullah saat berkunjung ke Nunukan, Sabtu.
Ia menerangkan pelaksanaan pilpres di luar negeri pada 4-6 Juli 2014 sementara di dalam negeri pada 9 Juli 2014 sehingga peluang terjadinya mobilisasi TKI untuk menggunakan hak pilihnya di Kabupaten Nunukan sangat besar.
Kemudian potensi lainnya adalah, jelas Nasrullah, apabila lokasi pemungutan suara dengan metode "dropbox" berada di dekat kawasan perbatasan kedua negara karena pemilih atau TKI bisa kembali menggunakan hak pilihnya.
Oleh karena itu, Bawaslu RI mengharapkan lokasi pemungutan dengan "dropbox" dapat dijauhkan dari tapal batas negara agar peluangnya menggunakan hak pilihnya dua kali sangat kecil baik dari Indonesia masuk ke wilayahn Malaysia dan sebaliknya.
"Bawaslu (RI) harapkan lokasi pemungutan "drop box" dapat ditempatkan pada lokasi yang sangat jauh dari tapal batas negara namun harus strategis yang minim dari aspek risikonya," ujar dia.
Potensi penyalahgunaan pemilih selanjutnya adalah terjadinya peningkatan jumlah pemilih dibandingkan pada pemilihan calon anggota legislatif baru-baru ini khususnya di luar negeri meskipun belum ada jaminan.
Untuk mengantisipasi mobilisasi TKI ke Kabupaten Nunukan menggunakan hak pilihnya pada pilpres 9 Juli 2014 nanti dengan mendatangi kantor perwakilan Indonesia di Tawau maupun Kota Kinabalu Malaysia, kata dia.
Walaupun demikian dia menyadari, ada hal-hal yang menyulitkan memantau terjadinya mobilisasi TKI tersebut disebabkan keluar masuknya WNI di wilayah perbatasan tersebut setiap hari yang jumlahnya mencapai ribuan orang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014