Kantor Pencarian Kelas A Balikpapan atau Basarnas wilayah Kaltim menyiapkan dua pesawat tanpa awak alias drone dengan mode termal untuk memantau situasi pemudik di Kalimantan Timur.

"Dua drone itu kami siapkan di Kota Balikpapan dan Kota Samarinda yang memiliki potensi search and rescue (SAR) yang cukup tinggi," kata Kepala Basarnas Kaltim Dody Setiawan di Balikpapan, Jumat (5/5).

Drone termal merupakan sebuah perkembangan drone yang digunakan untuk mengawasi suatu daerah yang tidak dapat dilihat dengan mata.

Dengan drone tersebut memungkinkan pengguna untuk melihat dalam kondisi cahaya redup dan menembus penghalang seperti asap, kabut, dan debu , menjadikannya ideal untuk pengoperasian malam hari dan lingkungan yang menantang. Peningkatan Keamanan dan Efisiensi.

Di Basarnas, Dody mengemukakan drone tersebut digunakan untuk melakukan assessment pemantauan pusat-pusat keramaian terlebih bila terjadi insiden.

Menurut Dody, di Balikpapan khususnya, dan Kaltim pada umumnya sangat rawan akan terjadi potensi SAR di kawasan perairan sebab di Kaltim banyak memiliki jalur transportasi air untuk pergerakan pemudik.

"Maka drone thermal ini sangat cocok untuk melakukan pemantauan hal tersebut selain dari penggunaan alut sar perairan," tuturnya.

Dody menerangkan, drone thermal ini bisa terkoneksi langsung ke Basarnas Command Center (BCC) di Basarnas Pusat melalui jaringan internet.

"Sehingga siapa yang membutuhkan untuk disambungkan bisa langsung kami berikan, seperti halnya siaran langsung di stasiun TV juga bisa langsung dikoneksikan," ujarnya.

Dody mengemukakan, Basarnas merupakan lembaga yang juga turut serta untuk bertanggung jawab menyangkut keselamatan keselamatan penumpang.

"Jadi kita tetap menyiagakan personil meskipun sudah ada teknologi, karena memang dalam mudik lebaran setiap tahunnya Basarnas mengadakan atau menyiapkan personel yang siaga SAR," ujarnya.

Lanjut Dody, drone termal itu tidak hanya digunakan saat periode mudik, namun juga setelah lebaran khususnya di tempat wisata.

Untuk di Balikpapan, sehari pasca lebaran biasanya masyarakat memilih berlibur menuju pantai, baik itu Pantai Manggar, Lamaru, dan lainnya.

"Disana potensi SAR juga sangat rawan terjadi, seperti orang terpisah dengan keluarga hingga orang hilang," tuturnya.
 

Pewarta: Muhammad Solih Januar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024