Jogjakarta (ANTARA Kaltim) - Mahasiswa asal Kaltim yang kuliah di Jogjakarta sebaiknya tak berlama-lama tinggal di asrama daerah, baik milik provinsi maupun kabupaten/kota asal Kaltim. Sebaliknya mereka harus berasimilasi dengan masyarakat sekitar.

“Paling lama tahun pertama saja tinggal di asrama. Setelah itu sebaiknya kos, agar terjadi asimilasi. Buat apa ke Jogja kalau tak berbaur dan hanya bergaul dengan orang daerah asal?” wanti-wanti Endang Sukaryanti, anggota Komisi D DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di hadapan rombongan Komisi IV DPRD Kaltim yang melakukan kunjungan kerja ke Kota Pelajar, akhir pekan lalu.

Rombongan DPRD Kaltim dipimpin Wakil Ketua DPRD Agus Santoso. Hadir juga Wakil Ketua DPRD Hadi Mulyadi, Ketua Komisi IV Akhmad Abdullah, dan sejumlah anggota Komisi IV, yakni Abdul Djalil Fatah, Yakub Ukung, Zain Taufik Nurrahman, Mudiyat Noor, dan Maria Margaretha Rini Puspa.  
Komisi D DPRD DIY menghadirkan sejumlah perwakilan SKPD dalam pertemuan tersebut. Selain Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Kesehatan, Tenaga Kerja juga perwakilan PNPM.

Menurut Endang, soal perlunya mahasiswa Kaltim berasimilasi dengan masyarakat Jogja harus disampaikannya demi menghindari munculnya eksklusivitas dan hegemoni daerah asal.

Di sisi lain, dengan berasimilasi banyak nilai plus yang didapat mahasiswa. Jogja disebut Endang Indonesia mini. Semua etnis Indonesia ada di daerah ini. “Bahkan mahasiswa asing pun tak sedikit,” katanya.

Dengan berbaur sesungguhnya mahasiswa dididik menjadi pemimpin sejak dini, mengenal karakter banyak etnis, dan mempraktikkan langsung nilai nasionalisme dan kebhineka-tunggal-ikaan.

Banyak hal-hal bermanfaat yang diperoleh jika mahasiswa tak melulu menghabiskan masa kuliahnya dengan berdiam di asrama daerah asal. “Mungkin juga bisa dapat jodoh orang Jogja,” seloroh Alif, perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi DIY yang hadir dalam pertemuan di Kantor DPRD DIY di Jalan Malioboro ini.
Agus Santoso yang memimpin rombongan menyambut baik ajakan Endang. Hal sama disuarakan Abdul Djalil Fatah dan Akhmad Abdullah.

Selanjutnya masih dalam konteks pendidikan, menurut Akhmad Abdullah banyak yang bisa dikerjasamakan antara Kaltim dengan DIY.
Misalnya antara Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Kaltim yang masih tergolong baru dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta yang sudah tergolong maju.

Kerja sama juga bisa menyentuh sharing program antara BLK Kaltim dengan BLK Jogja.

Abdul Djalil menambahkan, sebagai wakil dari utara Kaltim (dan kini sudah menjadi provinsi Kaltara), ia berharap kota yang dunia pendidikannya relatif lebih maju seperti Jogja menularkan kemajuan ke Kaltara. Bentuk konkretnya bisa saja buku-buku pendidikan dari Jogja disumbangkan ke Kaltara. Bisa juga ada kerjasama antara perpustakaan di Jogja dengan Kaltara yang baru saja menjadi provinsi. (Humas DPRD Kaltim/adv/hms)
 





 


 

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014