Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur Muhammad Faisal mengingatkan para mahasiswa pentingnya mendapatkan informasi yang benar dan valid tentang peristiwa yang terjadi saat ini.
Menurut Faisal, kemajuan teknologi dan kecepatan informasi membuat orang tidak bertanggung jawab semakin mudah menyebarkan berita bohong atau hoaks yang dapat menimbulkan dampak serius di lingkungan masyarakat.
"Kami berharap para mahasiswa lebih selektif dalam menerima informasi dari media sosial atau dunia digital lainnya. Cek dulu kebenarannya, sumber datanya, apakah sudah sesuai dengan fakta yang terjadi," kata Faisal pada kegiatan Sosialisasi Antihoaks yang diikuti ratusan mahasiswa di Samarinda, Kamis.
Dalam kegiatan bertema "Kaltim Bebas Hoaks, Generasi Cerdas Indonesia Maju" itu, Faisal mengatakan bahwa hoaks seringkali disebarkan dengan motif yang tidak jelas, bahkan beberapa di antaranya sengaja disebarkan untuk menyesatkan.
Hoaks bukan hanya berita bohong, tapi juga berita yang disebarkan dengan tujuan agar orang-orang bingung dan salah mengambil keputusan. Dampak dari penyebaran hoaks sangat besar karena berita yang dikirim tanpa verifikasi bisa menjadi sumber ketidakpastian dan kebingungan.
Faisal juga mengingatkan mahasiswa dan masyarakat lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi, terutama jika sumbernya tidak jelas.
"Jangan ikut-ikutan menyebarkan hoaks karena banyak judul yang terlalu bombastis dan tidak masuk akal," tambahnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berita bohong atau hoaks paling banyak disebarkan melalui grup WhatsApp keluarga.
Oleh karena itu, Faisal mengajak masyarakat untuk lebih waspada dan kritis dalam menyikapi informasi yang diterima, serta berperan aktif dalam memerangi penyebaran hoaks.
Sementara itu, Ketua Panitia Sosialisasi Antihoaks Andi Abd Razaq mengatakan sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan generasi muda dalam berkreasi di dunia digital, sekaligus untuk pembentukan sikap dan pilihannya sendiri tanpa terkontaminasi dengan informasi hoaks.
Selain itu, remaja dan mahasiswa bisa menjadi agen untuk melawan informasi hoaks dan memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat, terutama pada setelah gelaran Pemilu 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
Menurut Faisal, kemajuan teknologi dan kecepatan informasi membuat orang tidak bertanggung jawab semakin mudah menyebarkan berita bohong atau hoaks yang dapat menimbulkan dampak serius di lingkungan masyarakat.
"Kami berharap para mahasiswa lebih selektif dalam menerima informasi dari media sosial atau dunia digital lainnya. Cek dulu kebenarannya, sumber datanya, apakah sudah sesuai dengan fakta yang terjadi," kata Faisal pada kegiatan Sosialisasi Antihoaks yang diikuti ratusan mahasiswa di Samarinda, Kamis.
Dalam kegiatan bertema "Kaltim Bebas Hoaks, Generasi Cerdas Indonesia Maju" itu, Faisal mengatakan bahwa hoaks seringkali disebarkan dengan motif yang tidak jelas, bahkan beberapa di antaranya sengaja disebarkan untuk menyesatkan.
Hoaks bukan hanya berita bohong, tapi juga berita yang disebarkan dengan tujuan agar orang-orang bingung dan salah mengambil keputusan. Dampak dari penyebaran hoaks sangat besar karena berita yang dikirim tanpa verifikasi bisa menjadi sumber ketidakpastian dan kebingungan.
Faisal juga mengingatkan mahasiswa dan masyarakat lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi, terutama jika sumbernya tidak jelas.
"Jangan ikut-ikutan menyebarkan hoaks karena banyak judul yang terlalu bombastis dan tidak masuk akal," tambahnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berita bohong atau hoaks paling banyak disebarkan melalui grup WhatsApp keluarga.
Oleh karena itu, Faisal mengajak masyarakat untuk lebih waspada dan kritis dalam menyikapi informasi yang diterima, serta berperan aktif dalam memerangi penyebaran hoaks.
Sementara itu, Ketua Panitia Sosialisasi Antihoaks Andi Abd Razaq mengatakan sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan generasi muda dalam berkreasi di dunia digital, sekaligus untuk pembentukan sikap dan pilihannya sendiri tanpa terkontaminasi dengan informasi hoaks.
Selain itu, remaja dan mahasiswa bisa menjadi agen untuk melawan informasi hoaks dan memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat, terutama pada setelah gelaran Pemilu 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024