Pemain bintang Bhayangkara Presisi Indonesia Radja Nainggolan bermain antiklimaks saat dikalahkan 4 gol tanpa balas menghadapi tuan rumah Borneo FC Samarinda di stadion Batakan, Balikpapan, dalam lanjutan liga 1 Indonesia pekan ke 26, Senin (26/2).

Pada laga itu, baik Bhayangkara Presisi maupun Borneo FC sama-sama menurunkan formasi 4-2-1-3. Di Bhayangkara, Nainggola bermain sebagai AMF atau gelandang serang yang ditopang oleh Zulfahmi dan Hargianto sebagai CMF atau gelandang tengah.

Sementara itu, tim tuan rumah Borneo FC mengandalkan Wiljan Pluim sebagai gelandang serang, Adam Alis gelandang tengah dan Kei Hiroshi sebagai gelandang bertahan.

Empat menit jalannya pertandingan babak pertama, Raja Nainggolan hampir saja menjadi aktor terciptanya gol untuk Bhayangkara Presisi.

Bermula dari umpan lambung set piece tendangan bebas di kanan gawang Borneo FC mengarah tepat ke penyerang Bhayangkara Presisi Brandau sebelum di belokan ke Matias Mier.

Tanpa pikir panjang setelah menerima umpan cut back dari Brandau, Matias Mier menendang bola ke arah gawang Borneo FC, beruntung Nadeo sigap menghalau sepakan itu.

Memasuki menit ke 29, eks pemain As Roma dan Inter Milan itu melakukan tendangan mengarah ke gawang pertamanya. Namun sepakan menyusur tanah dari Nainggolan masih melebar di kanan gawang Nadeo Argawinata.

Sepakan itu rupanya menjadi puncak peran Nainggolan di Bhayangkara, setelahnya Kei Hiroshi bergantian dengan Adam Alis mematikan lini tengah pemain Bhayangkara dengan  kemampuan intercept-nya.

Justru sebaliknya, Borneo FC kerap merepotkan lini pertahanan Bhayangkara melalui dua penyerang sayap lincah-nya yaitu M.Sihran dan Stefano Lilipaly.

"Awal babak pertama kita kami bermain pelan sebelum kami menemukan gaya permainan kami," kata Pelatih Borneo FC Pieter Huistra sesuai laga.

Puncaknya 3 menit memasuki akhir babak pertama Wiljan Pluim yang berhasil membuka keran gol buat Borneo FC. Gol pembuka itu bermula dari sepak pojok di kanan gawang Bhayangkara FC.

Lilipaly sang eksekutor melihat para pemain belakang Bhayangkara sedang melakukan koordinasi dan melupakan Wiljan Pluim yang berdiri bebas di depan gawang yang di jaga Awan Seto.

Tanpa pikir panjang Lilipaly langsung memberikan umpan datar ke Pluim, dengan sepakan kaki kirinya skor pun berubah menjadi 1-0 buat keunggulan Borneo FC.

Gol pembuka itu sempat mendapat protes keras dari pemain Bhayangkara, namun bila mengingat semi final Liga Champion antara Liverpool vs Barcelona yang juga terjadi gol serupa itu disahkan oleh perangkat pertandingan.

Memasuki babak kedua, Borneo FC semakin menunjukkan keganasannya di hadapan 6.481 suporter Borneo FC yang datang langsung dari Kota Samarinda ke Stadion Batakan Balikpapan.

"Setelah turun minum kami memberikan motivasi untuk menampilkan gaya bermain kami yaitu Borneo style football," tuturnya.

Umpan satu dua sentuhan terus diperagakan, Radja Nainggolan bahkan harus turun ke belakang untuk membatu lini pertahanan.

Hasil game plan Borneo Styl Football itu-pun membuahkan hasil di menit ke 57 setelah sepakan keras Stefano Lilipaly hasil umpan satu dua dengan Wiljan Pluim di luar kotak 12 pas membuat Awan Seto tak berkutik.

Derita Nainggolan belum usai, selain mendapat kawalan tanpa henti setelah gol kedua itu para pemain Bhayangkara justru kerap melakukan kesalahan umpan, bahkan tak jarang Nainggolan terlihat memegang pinggangnya sembari melihat rekannya yang memberikan umpan namun jauh dari jangkauan.

"Untuk di babak pertama kami bermain cukup baik, bahkan gol itu tercipta di menit akhir. Tapi gol kedua merubah segalanya menjadi sulit. Kami coba opsi tapi tidak ada hasil dan justru kerap melakukan kesalahan," ujar Pelatih Bhayangkara Presisi Mario Gomes.

Alhasil menit 83 Borneo FC kembali menambah pundi-pundi golnya, kali ini melalui pemain bernomor punggung 91 Felipe Cadenazzi yang berhasil menanduk bola hasil umpan lambung akurat dari Stefano Lillypali.

Dan gol diving header dari pemain pengganti Ikhsan Nur Zikrak hasil umpan crosing dari Terens Puhiri di menit akhir menjadi penutup laga sehingga laga berkesudahan dengan skor 4-0 untuk kemenangan Borneo FC.

Atas hasil ini Borneo FC kokoh di puncak klasmen sementara dengan mengemas 60 poin, unggul 17 poin dari runer up klasmen PSIS Semarang yang memiliki 43 poin.

Sementara itu, Bhayangkara Presisi Indonesia berada di dasar klasmen dengan torehan 15 poin. Bhayangkara tertinggal 12 poin dari zona aman degradasi yaitu Arema Indonesia yang mengoleksi 27 poin.

"Saya mengetahui Bhayangkara sebelumnya berada lima besar, tapi saya tidak bisa bilang salah siapa, kita harus tetap optimis tetap fight untuk keluar dari zona degradasi," demikian Mario Gomes.

Pewarta: Muhammad Solih Januar

Editor : M.Ghofar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024