Sangatta (ANTARA Kaltim)- Kecamatan Rantau Pulung akan menjadi pusat pengembangan dan penggemukan ternak sapi di kabupaten Kutai Timur.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur Syarifuddin Ginting, Rabu mengatakan ke depan ada beberapa kecamatan akan menjadi daerah pengembangan sapi tetapi sementara ini dipusatkan di Kecamatan Rantau Pulung.

"Pemkab Kutai Timur telah menetapkan Kecamatan Rantau Pulung menjadi pusat pengembangan sapi di Kutai Timur" kata Syarifuddin Ginting.

Menurut Syarifuddin Ginting didampingi Kabid Ternak, Diah Nurningrum, untuk mendukung Rantau Pulung sebagai pusat pengembangan dan penggemukan sapi akan lebih baik jika dilakukan terintegrasi program perkebunan sawit.

Dia mengatakan untuk mendukung program integrasi sapi dan sawit di telah dibentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah Kesehatan Hewan (UPTD Keswan) yang nantinya akan mengawasi hewan ternak di kelompok-kelompok tani.

Lokasinya ditempatkan di desa Mukti Jaya yang terletak di tengah-tengah kecamatan lain untuk memudahkan jangkauan jika melakukan pengawasan rutin.

Dia menambahkan tahun ini akan dimulai menambah populasi sapi di Rantau Pulung sebanyak 200 ekor dan diterima oleh tujuh kelompok tani.

"Tahun ini ada 7 kelompok tani akan menerima bantuan sapi ternak di rantaiu pulung dengan jumlah sapi 200 ekor. Ada sapi pengembangan dan ada sapi penggemukan," katanya.

Petugas sedang melakukan sosialisasi bagi calon penerima mengenai cara-cara memelihara sapi dengan baik dan benar.

Kita menilai petani peternak sapi di Rantau pulung ini cukup serius dan bahkan dinilai mulai berhasil. Mereka membuat kandang yang baik dan tanaman rumput untuk makanan juga tersedia dalam jumlah banyak.

Populasi sapi terbanyak yakni di Sangkulirang berjumlah 2.000 ekor terutama di pulau Miang dan Bual-Bual tapi liar, namun trennya menurun karena sistem pemeliharannya tidak dikandang, tidak seperti yang dilakukan di desa lain yakni semi intensif tidak dikandangkan.

"Sapi-sapi di Pulau Miang dan Bual-Bual liar karena dilepas tak miliki kandang. Beda di di Rantau pulung sapinya jinak karena ada kandangnya," ujarnya.

Menurut dia kalau ada kandang itu akan lebih baik karena memudahkan petugas di lapangan (PPL) untuk memantau dan mengawasi kesehatan.   (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014