Jauh sebelum Presiden Jokowi memutuskan memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur, di masa pemerintahan Wali Kota Imdaad Hamid hingga tahun 2010, sudah dilihat kebutuhan industri dan jasa yang menjadi penggerak ekonomi Balikpapan. Wali Kota Imdaad memfasilitasi pembangunan sejumlah sekolah kejuruan (SMK) dan program vokasi perguruan tinggi seperti Politeknik Balikpapan.

“Ke depan harus banyak lagi Politeknik, apalagi dalam konteks menyambut Ibu Kota Nusantara, ” kata Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian dalam satu kesempatan diskusi di Balikpapan.

Pendidikan kejuruan atau keahlian yang tersedia memberikan keahlian mulai dari keterampilan menata rumah, binatu atau laundry, kuliner dan memasak, keterampilan teknologi informasi (IT), coding atau membuat program dan aplikasi, mekanik listrik, hingga menjadi mekanik alat berat. Termasuk juga menjadi perawat dan bidan.

Hetifah menjelaskan, dalam proses panjang pembangunan IKN segala macam keterampilan dibutuhkan. Dalam masa pembangunan fisik sekarang, keahlian teknis seperti memasang bata pun sangat dihargai. Ilmu administrasi, pembukuan keuangan, dan lain-lain, semua sangat dibutuhkan.

“Bahkan sebenarnya, pendidikan keahlian vokasi ini tujuannya untuk kemandirian, bukan sekedar menciptakan tenaga terampil untuk pasar kerja,” kata Hetifah. Seseorang dengan keterampilan, bisa menciptakan lapangan kerja bagi diri dan dengan itu bisa menghidupi dirinya sendiri.

Dalam kesempatan terpisah Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Balikpapan Irfan Taufik juga menegaskan pentingnya sinergi dan kolaborasi antara para pihak dalam menghadapi tantangan perubahan cepat Balikpapan karena pembangunan IKN.

“Di tingkat kota kami mengurusi pendidikan di level dasar dan menengah pertama. Adalah fakta Balikpapan kekurangan ruang belajar dan kekurangan guru,” ungkapnya.

Sebab itu, Pemerintah Kota Balikpapan menerapkan empat strategi bahkan menjadikannya program prioritas Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud.

“Yang pertama tentu meningkatkan sarana prasarana pendidikan,” jelas Kadisdik Irfan.  

Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan terus dikebut oleh Pemerintah Kota Balikpapan, yaitu dengan membangun beragam fasilitas pendidikan. Di tahun 2023, Pemkot meresmikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 25 yang letaknya di kawasan Balikpapan Barat. Sekolah ini menjawab kekurangan ruang belajar, sarana pendidikan,  di kawasan itu. Wali Kota Rahmad pun langsung meresmikannya tepat pada hari jadi Kota Balikpapan 14 Februari.   

 

Pemkot juga tengah membangun sekolah terpadu yang terletak di kawasan Balikpapan Selatan. Sekolah ini nantinya menampung pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) dan SMP.

“Proses pembangunannya kini telah mencapai 90 persen, kami harapkan di tahun ini sudah bisa digunakan,” kata Kadisdik.

Di tahun 2024 ini, Pemkot juga merencanakan membangun satu lagi sekolah negeri untuk tingkat SMP.  Letaknya di kawasan Balikpapan Tengah mengingat di kawasan itu juga tengah kekurangan infrastruktur pendidikan khususnya untuk sekolah tingkat menengah pertama.

Bertambahnya jumlah sekolah ini juga seiring dengan pertumbuhan penduduk. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil,  pada semester pertama tahun 2023 jumlah penduduk Balikpapan telah mencapai 733.396 jiwa atau bertambah 14.973 jiwa dibandingkan tahun 2022.

Peningkatan jumlah penduduk ini didominasi oleh pendatang yaitu 2,63 persen, sementara itu kontribusi dari kelahiran hanya 1,43 persen. Maka dengan pertambahan jumlah itu harus sejalan dengan meningkatkan infrastruktur pendidikan.

Kemudian untuk program kedua yaitu peningkatan kompetensi yang menyentuh langsung ke Sumber Daya Manusia (SDM) baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

“Di sini harus mengikuti perkembangan zaman lebih lagi menjelang pemindahan IKN, maka tenaga pendidik atau guru juga harus dilakukan peningkatan kualitasnya,” jelasnya.

Adapun program yang ketiga yakni memudahkan layanan dengan sentuhan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk seluruh satuan pendidikan Kota Balikpapan.

Menurut Irfan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah mengintegrasikan sekolah, guru, murid, dan orang tua melalui TIK.

Melalui TIK ini, orangtua bisa lebih terlibat dalam pendidikan anak-anaknya. Mereka bisa memonitor anak-anaknya di sekolah melalui teknologi informasi agar orang tua bisa tahu sejauh mana serapan anak-anak akan ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah.

 

Yang keempat adalah berkolaborasi dan bersinergi antar pemangku kepentingan.  Dalam hal pendidikan ini misalnya, anak-anak sejak dini juga belajar berbagai ilmu praktis dari kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, kepanduan, musik, dan berbagai keterampilan.

“Kelak, seperti olahraga, musik, bila ditekuni dengan baik dan serius, juga bisa memberikan kehidupan yang sangat layak,” kata Irfan, yang pernah lama menjadi pengurus Persiba, klub sepakbola profesional Balikpapan.  

Selain itu, Pemkot juga akan membangun sekolah Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Kota Balikpapan dan mengangkat tenaga tutor SKB menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

SKB akan menjadi tempat belajar bagi anak-anak dan remaja, termasuk juga orang dewasa, akan beragam hal. Bahkan peserta belajar bisa meminta kepada pengelola SKB ingin belajar apa, untuk kemudian difasilitasi. Misalnya ada yang ingin belajar memperbaiki barang-barang elektronik, maka pengelola SKB akan mengaturkan bagaimana kursus singkat service elektronik bisa diadakan.

Tahun 2025 akan dibangun SKB Balikpapan Utara, Balikpapan Barat, Balikpapan Timur dan Balikpapan Selatan. Menurut Irfan, SKB akan dibangun menjadi bangunan yang terbaik untuk anak-anak.

Tugas kedua yakni para tutor SKB yang hingga saat ini belum bisa mendaftarkan menjadi PPPK. Untuk itu, Wali Kota Balikpapan sudah mengusulkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan supaya bisa mengangkat atau memberi slot untuk tutor diangkat menjadi PPPK.

“Mudah-mudah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan mengangkat atau memberi slot tutor kita diangkat menjadi PPPK,” harap Irfan.

Peningkatan SDM di Kota Balikpapan bukan hanya tugas dari Pemerintah, DPRD Kota Balikpapan pun turut berpartisipasi agar rakyatnya tidak menjadi penonton di rumah sendiri.

Terlepas di Balikpapan sudah ada sejumlah perguruan tinggi, seperti Politeknik Negeri, Institut Teknologi Kalimantan, kampus swasta dengan akreditasi sangat baik seperti Universitas Balikpapan, Sekolah Tinggi Teknik Minyak dan Gas, beberapa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, juga akademi-akademi, DPRD tak segan turut langsung secara teknis dengan kerjasama dengan Universitas Negeri Malang (UNM) Jawa Timur untuk menggelar semacam kelas jauh.

Kelas ini, jelas Ketua DPRD Abdulloh,  diperuntukkan pada jenjang S1 dan S2 untuk semua jurusan dan program yang tersedia di UNM. Juga ada program doktoral atau S3 untuk jurusan yakni Manajemen dan Ekonomi.

“Tidak ada persyaratan khusus untuk mendaftar bagi generasi milenial, bisa langsung menghubungi salah satu anggota DPRD dan nanti kami ajukan untuk prioritas SDM, kami sudah mengawali kerjasama dan UNM memberikan kemudahan untuk kota Balikpapan,” jelas Abdulloh.

Perihal biaya, ujarnya, sangat beragam sesuai dengan fakultas dan program studi yang diminati.

“Bagi orang tua yang masih mampu, atau untuk generasi penerus, jangan puas dengan S1, S2 kalau perlu sampai S3,”  tambahnya.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Balikpapan rupanya juga tak ketinggalan untuk turut andil dalam pengembangan SDM.  Menurut Ketua Kadin Balikpapan Yasser Arafat, pihaknya lebih kurang menyambung alur pendidikan vokasi yang sudah ada.

“Kami di Kadin punya yang namanya sertifikasi, ini standardisasi keahlian, kemampuan atau keterampilan,” kata Yasser. Untuk mendapatkan sertifikat, diperlukan pelatihan. Pelatihan inilah yang rutin digelar asosiasi yang berafiliasi kepada Kadin.

Apalagi badan usaha wajib memiliki tenaga ahli atau tenaga terampil yang memegang sertifikat keahlian untuk menjamin prosedur pekerjaan dan hasil pekerjaannya sesuai dengan persyaratan.

Yasser masih menambahkan, bahwa agar tak kalah saing selain memperkuat kompetensi seperti tersebut di atas, orang juga harus memperkuat metalitas, selain juga harus bisa berinovasi.

“Dan alhamdulillah sejauh ini sudah ada teman-teman pengusaha lokal yang tenaga ahlinya atau tenaga terampil dari pelatihan bersama kami, sudah bisa turut andil dalam pekerjaan-pekerjaan di IKN,” kata Yasser.
 

Pewarta: Novi Abdi/ Muhammad Solih Januar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024