Penajam (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, akan memberlakukan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi sebagai upaya mengatasi keluhan masyarakat akibat seringnya terjadi kelangkaan oleh ulah pengetab.

"Masyarakat biasanya membeli di pengecer dengan harga nonsubsidi. Jadi, lebih baik Penajam Paser Utara ini tidak menggunakan BBM subsidi tapi nonsubsidi," ungkap Bupati Penajam Paser utara Yusran Aspar, Senin.

Pemkab Penajam Paser Utara kata Yusran Aspar akan mengusulkan kepada pemerintah pusat agar daerah itu nantinya tidak lagi menggunakan BBM non subsidi.

"Namun, terkait rencana kebijakan tersebut kami akan segera membicarakan dengan unsur DPRD dan jika juga setuju keinginan ini, maka bisa segera diajukan ke pemerintah pusat agar Penajam Paser Utara bisa diberikan BBM non subsidi," kata Yusran Aspar.

Setelah BBM nonsubsidi sudah digunakan masyarakat maka pemerintah kabupaten Penajam Paser Utara akan segera memberikan bantuan kepada masyarakat tidak mampu.

"Bantuan bisa berupa dana seperti bantuan langsung tunai (BLT). Keinginan untuk menggunakan BBM nonsubsidi itu, agar masyarakat bisa lebih mudah mendapatkan BBM dan tidak seperti saat ini akibat ulah pengetab," ungkap Yusran Aspar.

Untuk langkah pertama dalam mengatasi aski pengetab itu kata dia, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara akan melakukan penjagaan ketat di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dengan melibatkan personel gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), polisi dan TNI, agar tidak ada oknum masyarakat yang membeli BBM lalu dijual kembali.

"Kami telah melakukan rapat koordinasi dengan Kapolres dan Kodim 0904 Tanah Grogot untuk membahas mengenai kelangkaan BBM di Penajam Paser Utara ini. Kami sepakat nanti tim akan menjaga SPBU," ujar Yusran Aspar.

Banyaknya kendaraan yang sering antre di SPBU menurut dia akibat ulah pengetap yang membeli BBM kemudian dijual kembali.

"Kami akan terus berupaya agar masyarakat bisa menikmati BBM," ungkap Yusran Aspar.   (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014