Penajam (Antara) - Ratusan hektare lahan persawahan di Kecamatan Babulu dan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, diserang hama wereng.
Kepala Desa Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu, Muharis, Rabu mengatakan, serangan hama wereng tersebut sudah berlangsung sejak tiga pekan terakhir, menyebabkan padi yang sudah berumur antara 1,5 bulan sampai dua bulan mengalami kekeringan.
Bukan hanya tanaman padi milik petani di Desa Sebakung Jaya, namun sejumlah desa di sekitarnya seperti Rawa Mulia, Sumber Sari juga diserang hama wereng.
Munculnya hama yang menyerang padi petani tersebut, lanjutnya, karena faktor cuaca yang tidak menentu.
"Kondisi ini diperparah lagi karena sejak tiga minggu tidak turun hujan, sehingga memicu hama wereng berkembang biak. Pada saat hujan turun, hama itu mulai menyerang dan biasanya menyerang daun dulu, setelah itu batang dan padi menjadi menguning dan akhirnya membusuk," ungkap Muharis.
Petani lanjut dia sudah pernah melakukan penyemprotan anti hama wereng secara massal agar hama tidak menyerang padi petani yang lain.
"Penyemprotan massal dilakukan agar hama tersebut tidak pindah lagi menyerang tanaman padi lain," kata Muharis.
Muharis mengungkapkan, bila hama wereng dibiarkan, para petani yang biasanya memproduksi enam ton per hektare bisa gagal panen.
"Meski sudah dilakukan penyemprotan, namun tidak menjamin semua tanaman padi petani bisa tumbuh kembali. Biasanya, bila padi warga diserang hama wereng petani akan mengalami kerugian," ujar Muharis.
Sementara, Kabid Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara, Bambang Marjuki, mengatakan, luas lahan yang diserang hama wereng mencapai 304 hektare yang tersebar di kecamatan Babulu dan Waru.
"Kami sudah melakukan antisipasi agar hama ini tidak menyebar dengan melakukan penyemprotan sejak tiga pekan terakhir," ungkap Bambang Marjuki.
Selain itu, menurut Bambang, Dinas Pertanian, terus melakukan monitoring untuk melihat perkembangan penyebaran hama wereng tersebut, dengan menyiagakan petugas dan menyiapkan racun anti hama wereng.
"Jika, ada laporan dari petani terkait serangan hama wereng petugas langsung turun melakukan penyemprotan. Monitoring setiap hari kami lakukan, untuk melihat perkembangan hama wereng ini. Apalagi kami sudah menyiapkan racun anti hama wereng," kata Bambang Marjuki.
Bambang mengaku, serangan hama wereng tidak menyeluruh menyerang areal sawah, namun hanya sebagian saja atau spot-spot.
"Dalam satu hektare padi hanya sedikit yang terkena hama wereng. Serangan hama wereng tersebut, karena petani menanam padi dengan sistem tabela atau benih padi ditebar," katanya.
"Dengan sistem tanam tabela itu, jarak tanaman padi sangat rapat yang menyebabkan hama wereng mudah berkembang biak di sawah para petani," ungkap Bambang Marjuki. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Kepala Desa Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu, Muharis, Rabu mengatakan, serangan hama wereng tersebut sudah berlangsung sejak tiga pekan terakhir, menyebabkan padi yang sudah berumur antara 1,5 bulan sampai dua bulan mengalami kekeringan.
Bukan hanya tanaman padi milik petani di Desa Sebakung Jaya, namun sejumlah desa di sekitarnya seperti Rawa Mulia, Sumber Sari juga diserang hama wereng.
Munculnya hama yang menyerang padi petani tersebut, lanjutnya, karena faktor cuaca yang tidak menentu.
"Kondisi ini diperparah lagi karena sejak tiga minggu tidak turun hujan, sehingga memicu hama wereng berkembang biak. Pada saat hujan turun, hama itu mulai menyerang dan biasanya menyerang daun dulu, setelah itu batang dan padi menjadi menguning dan akhirnya membusuk," ungkap Muharis.
Petani lanjut dia sudah pernah melakukan penyemprotan anti hama wereng secara massal agar hama tidak menyerang padi petani yang lain.
"Penyemprotan massal dilakukan agar hama tersebut tidak pindah lagi menyerang tanaman padi lain," kata Muharis.
Muharis mengungkapkan, bila hama wereng dibiarkan, para petani yang biasanya memproduksi enam ton per hektare bisa gagal panen.
"Meski sudah dilakukan penyemprotan, namun tidak menjamin semua tanaman padi petani bisa tumbuh kembali. Biasanya, bila padi warga diserang hama wereng petani akan mengalami kerugian," ujar Muharis.
Sementara, Kabid Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara, Bambang Marjuki, mengatakan, luas lahan yang diserang hama wereng mencapai 304 hektare yang tersebar di kecamatan Babulu dan Waru.
"Kami sudah melakukan antisipasi agar hama ini tidak menyebar dengan melakukan penyemprotan sejak tiga pekan terakhir," ungkap Bambang Marjuki.
Selain itu, menurut Bambang, Dinas Pertanian, terus melakukan monitoring untuk melihat perkembangan penyebaran hama wereng tersebut, dengan menyiagakan petugas dan menyiapkan racun anti hama wereng.
"Jika, ada laporan dari petani terkait serangan hama wereng petugas langsung turun melakukan penyemprotan. Monitoring setiap hari kami lakukan, untuk melihat perkembangan hama wereng ini. Apalagi kami sudah menyiapkan racun anti hama wereng," kata Bambang Marjuki.
Bambang mengaku, serangan hama wereng tidak menyeluruh menyerang areal sawah, namun hanya sebagian saja atau spot-spot.
"Dalam satu hektare padi hanya sedikit yang terkena hama wereng. Serangan hama wereng tersebut, karena petani menanam padi dengan sistem tabela atau benih padi ditebar," katanya.
"Dengan sistem tanam tabela itu, jarak tanaman padi sangat rapat yang menyebabkan hama wereng mudah berkembang biak di sawah para petani," ungkap Bambang Marjuki. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014