Nunukan ((ANTARA Kaltim) - Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Pemtas) dari batalion infantri 100/Raider Bukit Barisan yang bertugas menjaga wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur menemukan patok perbatasan yang mengalami kerusakan (patah).

"Selama kami dari Yonif 100/Raider melakukan patroli patok di perbatasan (Indonesia-Malaysia) memang ada yang ditemukan rusak berupa patah," tegas Komandan Satgas Pamtas Yonif 100/Raider Bukit Barisan, Letkol Inf Safta Feriansyah di Nunukan, Senin.

Ia juga menyampaikan bahwa prajurit satgas pamtas telah melakukan pentauan terhadap patok perbatasan pada dua kabupaten yakni di Kabupaten Nunukan dan Malinau.

Patok perbatasan yang patah tersebut kemungkinan terkena hempasan kayu besar yang tumbang karena letaknya berada dalam hutan belantara.

Safta Feriansyah yang ditemui usai acara "coffee morning" di Markas Komando Taktis Satgas Pamtas mengemukakan soal kecurigaan adanya patok perbatasan yang hilang atau bergeser dari posisinya semula adalah tidak benar.

Sebab, dari 13.544 buah patok perbatasan Indonesia-Malaysia pada tiga kabupaten yakni Kabupaten Kutai Barat di Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Nunukan dan Malinau di Provinsi Kalimantan Utara hanya ditemukan miring, kata dia kepada sejumlah wartawan.

Dansatgas Pamtas Yonif 100/Raider ini mengungkapkan kondisi geografis wilayah perbatasan yang sangat sulit menyebabkan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menjangkau seluruh patok-patok pada ketiga kabupaten yang berbatasan dengan Negeri Sabah dan Sarawak Malaysia.

"Memang kita butuh waktu yang cukup lama untuk bisa menjangkau patok-patok petrbatasan akibat kondisi medan yang sangat berat dan sulit dilintasi," ujar dia.

Hasil pengecekan prajurit satgas pamtas sebelumnya, dia mengatakan, baru sekitar 5.000-an patok perbatasan yang mampu ditemukan dari jumlah yang mencapai 13.544 buah itu.

Patok perbatasan yang telah berhasil ditemukan itu, kondisi medannya masih mampu dijangkau sementara sisanya berada pada medan yang sangat sulit yakni sungai dan gunung yang licin, kata Safta Feriansyah.

Ia mengharapkan sisa waktu masa penugasannya di wilayah perbatasan tersebut mampu meningkatkan temuan jumlah patok perbatasan dari sebelumnya.

"Mudah-mudahan kami mampu meningkatkan penemuan jumlah patok perbatasan," ucap dia.   (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014