Samarinda (ANTARA Kaltim) - Penyebaran HIV/AIDS di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kian memprihatinkan karena hingga kini secara komulatif sudah terdeteksi sebanyak 3.341 pengidap, bahkan sudah menyerang seluruh kalangan usia, termasuk ibu ramah tangga dan bayi yang baru dilahirkan.

"Semua pihak harus serius dalam menekan penyebaran HIV/AIDS karena jika ditangani seadanya, maka penyebarannya akan semakin pesat, apalagi data yang terdeteksi itu seperti fenomena gunung es," ucap Wakil Gubernur Kaltim HM Mukmin Faisyal.

Fenomena gunung es adalah hanya terlihat di luarnya saja, sedangkan di dalamnya merupakan tumpukan es yang sangat banyak, ini berarti data HIV yang terdeteksi hanya yang kelihatan, padahal masih banyak yang tidak terdata karena satu orang yang terkena HIV, bisa jadi ia telah menularkan ke banyak orang lainnya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, sejak 1987 hingga saat ini telah ditemukan sebanyak 3.341 pengidap HIV/AIDS. Kemudian dari jumlah itu, terdapat 1.074 orang di antaranya sudah menjadi pengidap AIDS, lantas 430 orang lainnya telah meninggal akibat penyakit itu.

Ia mengatakan, dilihat dari sisi penyebaran, terdapat sekitar 175 ibu rumah tangga yang terkena dampak penyebaran HIV/AIDS yang dicurigai akibat suaminya sering "jajan" di luar. Kemudian di Samarinda terdata 45 balita mengidap penyakit yang menyerang kekebalan tubuh tersebut.

Ini berarti penyakit itu sudah masuk ke dalam rumah tangga sehingga harus menjadi perhatian serius semua lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan, pasalnya jika ada ibu rumah tangga yang terkena virus itu, maka dikhawatirkan dapat menularkan kepada bayi yang dikandungnya.

Di sisi lain, kata Mukmin, pada 2015 Global Fund, sebuah LSM dari luar negeri akan menghentikan pendanaan untuk kegiatan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di Indonesia, termasuk di Kaltim.

"Ini berarti menjadi tugas pemerintah daerah yang harus segera menyusun perencanaan anggaran untuk mendukung kegiatan KPA di daerah guna meminamilisir penyebaran HIV/AIDS," katanya.

Menurut dia, apabila ingin fokus menanggulangi HIV/AIDS, maka Pemprov Kaltim dan pemerintah kabupaten serta pemerintah kota harus menyediakan dana dari masing-masing APBD sehingga tingkat penyebaran penyakit itu dapat ditekan sama-sama.  (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014