Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa kontingen Indonesia peserta jambore dunia di Korea Selatan sudah mulai kembali secara bertahap ke tanah air pada Sabtu (12/8).
"Mereka sudah di bandara. Mereka secara bertahap sudah mulai keluar (dari Korea Selatan) dan alhamdulillah kondisi mereka baik-baik saja," ujar Retno setelah menghadiri malam seni dan budaya Indonesia Channel 2023 di Jakarta, Sabtu.
Jambore di Korsel, yang merupakan kegiatan terbesar pramuka sedunia pertama sejak pandemi COVID-19, menjadi sorotan karena tetap diadakan di tengah cuaca panas ekstrem dan Topan Khanun.
Sejumlah kontingen, seperti Inggris, Singapura, dan Amerika Serikat bahkan memutuskan untuk meninggalkan lokasi perkemahan lebih cepat karena pelaksanaan yang buruk, termasuk sanitasi yang buruk dan kurangnya makanan.
Namun, kontingen Indonesia, yang berkekuatan 1.569 orang, memutuskan untuk tetap bertahan sampai akhir meskipun sempat dipindahkan pada 8 Agustus dari lokasi perkemahan Sae Man-Geum ke tempat penampungan di Asrama Universitas Wonkwang karena adanya potensi Topan Khanun.
Baca juga: Indonesia akan pindahkan kontingen Pramuka di Jambore Korsel, antisipasi topan khanun
Pemerintah Korea Selatan juga memindahkan seluruh 39.000 peserta dari 155 negara ke lokasi yang lebih aman.
Gelombang panas baru-baru ini di Korea Selatan tidak hanya mengganggu penyelenggaraan Jambore Pramuka Dunia ke-25 di kawasan reklamasi Saemangeum di pantai barat daya negara itu, tetapi juga telah menyebabkan sedikitnya 25 kematian.
Dengan panas ekstrem yang melanda Korea Selatan, suhu di beberapa bagian negara tersebut mencapai 38–40 derajat Celcius pada siang hari.
Jambore Dunia di Korsel itu pada akhirnya ditutup pada Jumat (11/8) di Stadion Piala Dunia Seoul dengan konser K-Pop yang menghadirkan NewJeans dan IVE.
Kontingen Indonesia akan meninggalkan Korea Selatan untuk kembali ke tanah air secara bertahap, yaitu pada 12,13, dan 14 Agustus 2023.
Baca juga: Kondisi Pramuka Indonesia aman di Korsel
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Mereka sudah di bandara. Mereka secara bertahap sudah mulai keluar (dari Korea Selatan) dan alhamdulillah kondisi mereka baik-baik saja," ujar Retno setelah menghadiri malam seni dan budaya Indonesia Channel 2023 di Jakarta, Sabtu.
Jambore di Korsel, yang merupakan kegiatan terbesar pramuka sedunia pertama sejak pandemi COVID-19, menjadi sorotan karena tetap diadakan di tengah cuaca panas ekstrem dan Topan Khanun.
Sejumlah kontingen, seperti Inggris, Singapura, dan Amerika Serikat bahkan memutuskan untuk meninggalkan lokasi perkemahan lebih cepat karena pelaksanaan yang buruk, termasuk sanitasi yang buruk dan kurangnya makanan.
Namun, kontingen Indonesia, yang berkekuatan 1.569 orang, memutuskan untuk tetap bertahan sampai akhir meskipun sempat dipindahkan pada 8 Agustus dari lokasi perkemahan Sae Man-Geum ke tempat penampungan di Asrama Universitas Wonkwang karena adanya potensi Topan Khanun.
Baca juga: Indonesia akan pindahkan kontingen Pramuka di Jambore Korsel, antisipasi topan khanun
Pemerintah Korea Selatan juga memindahkan seluruh 39.000 peserta dari 155 negara ke lokasi yang lebih aman.
Gelombang panas baru-baru ini di Korea Selatan tidak hanya mengganggu penyelenggaraan Jambore Pramuka Dunia ke-25 di kawasan reklamasi Saemangeum di pantai barat daya negara itu, tetapi juga telah menyebabkan sedikitnya 25 kematian.
Dengan panas ekstrem yang melanda Korea Selatan, suhu di beberapa bagian negara tersebut mencapai 38–40 derajat Celcius pada siang hari.
Jambore Dunia di Korsel itu pada akhirnya ditutup pada Jumat (11/8) di Stadion Piala Dunia Seoul dengan konser K-Pop yang menghadirkan NewJeans dan IVE.
Kontingen Indonesia akan meninggalkan Korea Selatan untuk kembali ke tanah air secara bertahap, yaitu pada 12,13, dan 14 Agustus 2023.
Baca juga: Kondisi Pramuka Indonesia aman di Korsel
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023