Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjenguk korban terjerat kabel serat optik, Sultan Rif'at Alfatih (20) di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat petang.
Mahfud mengenakan baju batik lengan panjang tiba di rumah sakit sekitar pukul 18.24 WIB.
Mahfud yang didampingi Kepala RS Polri Brigjen Pol Hariyanto menjenguk mahasiswa Universitas Brawijaya itu hanya berlangsung sekitar 30 menit.
Menurut dia kondisi Sultan Rif'at Alfatih sudah berangsur membaik. Dia pun sempat berkomunikasi dengan Sultan melalui handphone.
"Saya melihat kondisi Sultan sudah membaik. Saya berkomunikasi dengan Sultan melalui handphone," ujarnya.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu berharap Sultan dapat segera sembuh dari lukanya di bagian leher akibat jeratan kabel serat optik.
"Dia (Sultan) berharap doa kita semua, dia masih punya semangat untuk terus belajar, dan kembali ke kampus," kata Mahfud.
Mahfud mengatakan berdasar penjelasan Kepala RS Polri dan orang tua korban harapan untuk sembuh itu cukup besar.
Baca juga: Menko Polhukam minta Polri percepat pengusutan Panji Gumilang
Baca juga: Menko Polhukam minta Polri percepat pengusutan Panji Gumilang
"Tinggal menunggu, butuh kesabaran, serta terapi. Itu menurut keyakinan saya," ucapnya.
Sementara itu, RS Polri menyiapkan pendampingan psikologi dan psikiater untuk memulihkan mental Sultan yang sempat turun.
"Luka pada bagian lehernya sangat berdampak pada mentalnya. Ananda (Sultan) ngomong kepada saya, saya agak down. Dalam kondisi kurus, tampilannya ada selang (alat medis)," kata Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Pol Hariyanto.
Penurunan mental mahasiswa Universitas Brawijaya itu bukan tanpa sebab karena sebelum kejadian Sultan merupakan atlet Kriket.
Sebelum kejadian pun Sultan termasuk pribadi yang aktif, sementara kini dia harus menggunakan alat bantu untuk pernapasan akibat luka di bagian leher diderita.
Oleh karena itu, RS Polri akan memberikan pendampingan psikologis guna memulihkan mentalnya.
"Kami (RS Polri) akan berikan pendampingan psikologis. Kami ada (tenaga ahli) psikolog, ada psikiater. Nanti akan memberikan pendampingan untuk kebaikan ananda," ujarnya.
Dia menuturkan perawatan yang dilakukan di RS Polri ini difokuskan terlebih dahulu pada pengaturan gizi karena Sultan mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis pasca kecelakaan.
“Dari pemeriksaan kemarin itu kita melihat bahwa kondisi berat badannya kalau dibandingkan pada saat kecelakaan pada bulan Januari itu menurunnya sudah banyak, dari 68 kilogram jadi 46 kilogram," kata Hariyanto.
Baca juga: Mahfud MD nilai Polri bekerja cermat dalam kasus Panji Gumilang
Baca juga: Mahfud MD nilai Polri bekerja cermat dalam kasus Panji Gumilang
Kecelakaan tersebut berawal Sultan yang hendak pergi bersama teman-temannya menggunakan sepeda motor.
Namun saat melintas di kawasan Jakarta Selatan tepatnya di Jalan Raya Antasari insiden tersebut terjadi.
Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 22.00 WIB pada 5 Januari 2023. Awalnya ada mobil yang mengantre di depan motor Sultan. Tanpa disadari, ada sebuah kabel yang menjuntai atau mengendur. Kemudian kabel tersebut pun tersangkut di mobil jenis sport itu (SUV).
Meski tersangkut di mobil SUV, namun kabel itu tidak putus dan berbalik ke arah semula tepat ketika Sultan melintas.
Akibatnya Sultan langsung terjatuh akibat kabel yang mengenai lehernya. Sampai harus dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Akibat kecelakaan tersebut Sultan mengalami pendarahan di tenggorokan dan paru-parunya juga terendam air sehingga harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Peristiwa itu juga mengakibatkan tulang tenggorokan korban patah sehingga sampai sekarang harus menggunakan selang untuk makan dan minum.
Baca juga: Mahfud ingatkan kasus Kabasarnas harus fokus pada penanganan korupsi
Baca juga: Mahfud ingatkan kasus Kabasarnas harus fokus pada penanganan korupsi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023