Tanjung Selor -  Pembangunan pembangkit listrik tenaga air  (PLTA) Sungai Kayan berkapasitas 6.080 megawatt (MW) di Desa Long Peso, Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan resmi dimulai sejak Sabtu (18/1). Megaproyek dengan total biaya pembangunan tidak kurang dari 20 U$ Dolar atau setara dengan Rp200 triliun itu sangat diharapkan menjadi pendorong utama  kemajuan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dan Kaltim.

Penegasan tersebut disampaikan Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak usai groundbreaking pembangunan PLTA Sungai Kayan yang dihadiri Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kepala BKPM Mahendra Siregar dan sejumlah pejabat Pusat lainnya.

Awang menyebutkan, pembangkit listrik tenaga air memanfaatkan potensi Sungai Kayan di Kabupaten Bulungan itu merupakan PLTA terbesar yang akan dibangun di Indonesia.  Karena itu, dia sangat berharap agar PLTA ini segera terwujud sesuai rencana.

“Di masa depan, power plant ini akan memenuhi kebutuhan listrik Kaltara dan Kaltim. Masyarakat Kaltara, semuanya akan bisa menikmati listrik. Melalui PLN, kita juga bisa menjual listrik ke Pulau Jawa, bahkan ke Negara tetangga Malaysia. 6.080 megawatt ini sangat besar dan akan menjadi pendorong utama kemajuan Kaltara dan Kaltim,” kata Awang Faroek.

Selain untuk pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat Kaltara dan Kaltim, pembangunan power plant ini ke depan akan sangat dibutuhkan untuk pengembangan industri. Termasuk untuk mendukung pembangunan pabrik-pabrik smelter yang akan segera bermunculan di Kaltim dan Kaltara.

Sejumlah kawasan industri yang akan dibangun di Kaltim dan Kaltara dan menjadi bagian Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia  (MP3EI) sudah dipastikan juga akan sangat membutuhkan ketersediaan energi dan listrik yang sangat besar.

“Karena itulah, sejak awal kami sangat serius membantu  dengan mempermudah  perijinan agar investor bisa segera beraktifitas dan selanjutnya pasti akan memberikan multiflier effect yang baik bagi masyarakat dan perekonomian daerah,” imbuhnya.

Sementara Pj Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie mengatakan, saat ini Pemprov Kaltara sedang melanjutkan kebijakan yang telah dirintis oleh Pemprov Kaltim sebagai provinsi induk. Dengan dukungan TNI dan Polri, pihaknya akan terus melakukan pemantauan serta   memberikan dukungan   dalam bentuk fasilitasi apa yang menjadi kebutuhan investor sesuai kewenangan pemerintah daerah agar pembangunan PLTA ini berjalan sesuai rencana.

“Sejak awal kami mempercepat proses perijinan dan melakukan koreksi untuk hal yang masih kurang tepat. Kami akan terus melakukan asistensi untuk megaproyek ini,” kata Irianto.

Saat ditanya wartawan soal pembebasan lahan di kawasan PLTA tersebut,  Irianto menjelaskan bahwa tidak ada masalah karena sebagian besar lahan yang akan digunakan adalah tanah Negara. Sosialisasi juga sudah dilakukan kepada masyarakat setempat yang saat ini telah memberikan dukungan penuh dengan pemahaman yang jernih.

“Untuk itu saya mengimbau kepada  seluruh organisasi masyarakat dan LSM serta para aktifis penggiat lingkungan  agar memahami masalah ini secara komprehensif. Memberikan informasi yang baik kepada masyarakat dan jangan justru menyampaikan informasi yang berpotensi memprovokasi sehingga menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari,” tegas Irianto.

Sebelumnya, Bupati Bulungan Budiman Arifin menyampaikan keyakinan besarnya bahwa megaproyek ini akan bisa dirampungkan dalam kurun waktu 7 hingga 8 tahun. Budiman sangat yakin karena masyarakat Kecamatan Long Peso dan desa-desa yang ada di sekitar rencana pembangunan PLTA itu telah memberikan dukungan yang besar.

Masyarakat dua desa yang disebut-sebut akan tenggelam akibat pembangunan PLTA ini yakni Desa Long Leju dan Long Pelban juga sudah memahami bahwa rencana ini memang harus dilanjutkan untuk kepentingan yang lebih besar dan mereka mendukung rencana tersebut.   

“Pemerintah Kabupaten Bulungan dan masyarakat di sini sangat mendukung rencana pembangunan pembangkit listrik ini.   Dari Kecamatan Peso untuk Indonesia. Inilah semangat kami,” tegas Budiman Arifin.

Sementara itu Panglima TNI Jenderal Moeldoko pada kesempatan yang saya menyatakan dukungan TNI untuk mengawal pembangunan PLTA tersebut hingga selesai.  ”Proyek ini bukan sekedar urusan listrik dan energi, tetapi juga sangat berkaitan dengan kepentingan pertahanan Negara,” katanya.

Proyek besar ini dikerjakan PT Kayan Hydro Energy bekerja sama dengan China Power Invesment (CPI). Untuk menopang PLTA ini akan dibangun lima bendungan dalam tiga tahapan. Tipe turbin yang akan digunakan pada PLTA ini adalah Vertical Shaft Francis Turbine. Saat peresmian Sabtu lalu, PT Kayan Hydro Energy diwakili Andrew Sebastian Suryadi dan pihak CPI diwakili Mr Guo Buo Hong. Proyek ini juga melibatkan kerjasama dengan Central Asia Capital dan China Invesment Coorporation. (Humas Pemprov Kaltim/sul)

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014