Samarinda (ANTARA Kaltim) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Samarinda KH Zaini Naim mengatakan pergantian tahun merupakan ajang introspeksi diri dan tidak seharusnya dilakukan dengan berhura-hura, apalagi membuang uang untuk hal yang tidak perlu.

"Saya yakin, semua agama tidak membenarkan adanya kegiatan hura-hura apalagi sampai membuang-buang uang dengan pesta kembang api dan petasan hingga ratusan juta bahkan bisa mencapai miliaran rupiah. Itu tidak perlu. Perayaan malam pergantian tahun semestnya dijadikan sebagai ajang introspeksi diri," ungkap KH Zaini Naim kepada Antara di Samarinda, Jumat malam.

Selama ini, menurut Zaini Naim, perayaan malam pergantian tahun hampir selalu diwarnai pesta kembang api dan petasan, bahkan sebagian memperingatinya dengan berbagai kegiatan yang bersifat negatif.

Seharusnya, lanjut Zaini Naim, perayaan malam pergantian tahun tersebut disambut secara sederhana bahkan jika perlu dilakukan di tempat ibadah atau di rumah masing-masing.

"Bukan hanya orang dewasa, anak-anak mulai dari kota hingga di pelosok menyambut perayaan tahun baru dengan berbagai kegiatan yang bersifat hura-hura, bahkan ada yang cenderung berbuat negatif, salah satunya dengan berpesta minuman keras," katanya.

"Jadi, semestinya pada setiap pergantian tahun itu tidak dilakukan dengan pesta yang berlebihan apalagi dengan tindakan negatif sebab kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi tahun depan. Itu adalah rahasia Allah," ungkap Zaini Naim.

Ketua MUI Samarinda itu mengajak seluruh masyarakat khususnya umat Islam agar merayakan malam pergantian tahun dengan aksi keprihatinan terhadapa apa yang telah diperbuat selama satu tahun sehingga ke depan dapat melakukan perbaikan.

Ia juga mengimbau kepada orang tua agar tidak membiarkan anaknya merayakan malam pergantian tahun di luar rumah, apalagi hingga semalam suntuk.

"Kami juga mengimbau masyarakat agar mengawasi anak-anak mereka untuk tidak merayakan malam tahun baru di luar rumah apalagi hingga dini hari. Hal tersebut tentu sangat berbahaya," katanya.

"Kami memahami euforia masyarakat dalam menyambut malam pergantian tahun itu tetapi sudah saatnya, caranya yang harus diubah agar tidak melanggar agama dan norma-norma yang berlaku di masyarakat," ungkap Zaini Naim.  (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013