PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) menambah jumlah penumpang yang boleh diangkut KM Labobar dan menambah frekuensi pelayaran kapal tersebut pada rute Balikpapan-Surabaya untuk mengatasi lonjakan jumlah calon penumpang menjelang Idul Fitri 1444 Hijriah.

“Mudah-mudah dengan begitu semua pemudik via kapal laut dari Balikpapan ini bisa terangkut semua,” kata Direktur Usaha Angkutan Penumpang PT Pelni Yahya Kuncoro di Balikpapan, Jumat.

Bersama dengan Komisaris Independen Kristia Budiarto dan VP Pelayanan Angkutan Penumpang Winda Rosetty, Kuncoro melihat langsung pelayanan kepada penumpang mulai dari proses pemeriksaan tiket di gerbang keberangkatan hingga penempatan penumpang di kapal.

KM Labobar yang di luar musim mudik Idul Fitri hanya boleh mengangkut 3000 penumpang sekali jalan, untuk sementara ini boleh membawa hingga 3600 penumpang atau 20 persen lebih banyak. Selama Ramadan ini juga KM Labobar dijadwalkan hingga 5 kali sandar di Pelabuhan Semayang menjemput penumpang tujuan Surabaya dari biasa 2 kali saja.

“Setiap pembeli tiket dijamin dapat tempat (seat) di kapal,” lanjut Kuncoro. Penumpang juga dapat fasilitas matras. Pada tiket ada nomor seat untuk memastikan di mana tempatnya di kapal.

Meskipun demikian, hanya para pembeli awal yang dapat tempat di bangsal-bangsal ekonomi dengan fasilitas tempat tidur dan matras. Pembeli tiket atau penumpang di luar batas daya angkut normal meski tetap dapat matras, mendapat tempat di gang dan sekitar tangga penghubung antardek, dan di ruang terbuka di setiap dek di sisi kiri kapal. Seat atau tempat yang tidak berada di dalam bangsal penumpang ini juga diberi nomor.

“Kapal ini punya 6 dek, dan perjalanan ke Surabaya kita tempuh dalam 30 jam,” kata Kapten Sumarjo P, kapten KM Labobar.

“Kami naik kapal karena tiketnya terjangkau kalau mau mudik dengan keluarga,” kata Ahmad, asli Ngawi dan merantau hingga Tarakan. Ahmad bertiga bersama istri dan anaknya. Tiket rute Balikpapan-Surabaya kurang dari Rp500 ribu, hanya sepertiga dari harga tiket pesawat udara untuk rute yang sama.

Lonjakan jumlah penumpang ini juga diantisipasi pada penyediaan alat keselamatan. Menurut Kapten Sumarjo, di kapal tersedia sekurangnya 6000 jaket pelampung, atau dua kali lipat jumlah penumpang.

Bersama Komisaris Independen Kristia Budiarto, Direktur Kuncoro juga memeriksa sejumlah toilet, kebersihan bangsal, dan ketersediaan tempat sampah.

KM Labobar (ANTARA/novi abdi)

“Kami minta juga penumpang untuk menjaga kebersihan. Kapal ini rumah mereka untuk setidaknya 2 hari ke depan. Juga dilarang keras membuang sampah ke laut. Buanglah sampah di tempat sampah yang disediakan hampir di mana-mana di kapal ini,” kata Kuncoro.

Ia menambahkan, toilet di kapal sekarang diperlakukan sama seperti toilet di mall atau pusat perbelanjaaan. Artinya selalu ada petugas yang membersihkan. Di kapal juga ada petugas pest control atau pengendali hama, yang di kapal berarti kecoa, juga tikus. Dengan adanya petugas pest control, tidak adal lagi kecoa atau tikus bebas berkeliaran.

Meski Ramadan, penumpang tetap dapat jatah makan 3 kali sehari. Bahkan juga ada makanan suplemen berupa susu kemasan kotak.

“Kami juga terbuka atas kritik dan saran untuk pelayanan lebih baik,” kata Kuncoro. ***

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023