Bank Indonesia (BI) Balikpapan memperkirakan sejumlah hal akan menjadi pemicu kenaikan harga-harga sepanjang Maret 2023 ini terutama faktor cuaca.
 

Kepala Perwakilan BI Balikpapan R. Bambang Setyo Pambudi, Kamis mengatakan, kenaikan harga pertama semakin dekatnya periode Ramadan dan Idul Fitri 1444 Hijriyah sehingga banyak permintaan masyarakat akan barang dan jasa meningkat, kemudian cuaca, hujan dan angin besar lazim membuat nelayan tidak melaut.

Bila sebagian nelayan tak melaut, berarti hasil tangkapan yang masuk pasar juga berkurang sementara lazimnya permintaan tetap, sehingga harga ikan pun melonjak.

Hujan dan angin juga berpotensi merusak hasil panen, atau bahkan menggagalkannya, sayur mayur biasanya yang terdampak paling awal bila cuaca buruk melanda meskipun demikian, yang terdampak pertama kali justru bukan produksi panen, tapi transportasi atau pengiriman hasil bumi tersebut ke daerah tempat pasarnya.

Di Balikpapan, misalnya, keterlambatan sehari saja feri pembawa truk sayur dari Surabaya merapat di Pelabuhan Semayang karena cuaca buruk di laut, maka harga komoditas itu sudah mulai merangkak naik.

BI gigih mengajak warga Kota Minyak menanam cabai sendiri mulai dari ibu rumah tangga dan di lahan seadanya di rumah, anak sekolah di lahan terbatas di samping kelas.

Bank Indonesia juga melihat kenaikan harga BBM nonsubsidi akan membuat harga-harga komoditas utama naik selain itu untuk harga beras juga disebabkan pasokan yang menurun karena belum lagi masuk musim panen.

Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan, pada Februari 2023 lalu, Kota Minyak mengalami inflasi sebesar 0,31 persen, lebih rendah dibandingkan bulan Januari 2023 yang 0,41 persen.

Secara tahunan, inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) Kota Balikpapan tercatat sebesar 5,96 persen, atau lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional (5,47 persen) dan lebih tinggi dibandingkan inflasi Kalimantan Timur (5,36 persen).

Kenaikan harga rokok sebab cukainya naik dan kenaikan harga pada kelompok makanan minuman memberikan andil inflasi 0,14 persen. Kenaikan pada kelompok makanan ini juga didorong oleh kenaikan harga beras akibat penyesuaian harga pada di tingkat distributor karena stok beras yang sedang relatif terbatas karena panen belum lagi.

Kenaikan juga terjadi pada komoditas angkutan udara yang disebabkan oleh tingginya permintaan dan kenaikan mobilitas masyarakat.

Tapi ada juga yang harganya turun. Beberapa komoditas mengalami deflasi antara lain ikan layang karena jumlah tangkapan nelayan kembali meningkat. Begitu pula dengan bahan bakar rumah tangga, yaitu elpiji 3 kg, yang mengalami penyesuaian harga dari produsen.

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023