Gubernur Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor secara resmi membuka gelaran Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) IV Persatuan  Guru Republik Indonesia (PGRI) serta menyambut baik atas kedatangan para guru dari berbagai daerah di bumi Kaltim.

“Selamat datang para peserta yang merupakan guru-guru yang hadir dari seluruh Indonesia di tanah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, doa kami semua kepada seluruh guru di mana pun berada, baik yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) mau pun non ASN,”  sambut Gubernur Isran Noor saat membuka Konkernas PGRI IV di  Ballroom Hotel Mercure Samarinda, Jumat.

 Ia menyampaikan bahwa jasa para guru sampai kapan pun tidak akan pernah terlupakan oleh rakyat dan bangsa ini, karena berkat jasanya maka tercipta lah orang-orang hebat yang lahir dengan berbagai profesi, mulai dari pengusaha hingga politisi.

Lanjutnya, berdasarkan perbincangan dengan Ketua Umum Pengurus Besar PGRI bahwa lebih kurang 3,7 guru yang terdata dari seluruh Indonesia, itu terdiri dari guru ASN dan juga honorer, paling tidak sudah berjasa  telah membawa dan memberikan sebuah kehidupan yang penuh kebahagiaan.

“Guru ASN dan honorer punya kedudukan yang sama pentingnya bagi pendidikan di Indonesia, bahkan dengan beban yang sama, guru honorer sampai saat ini sangat membantu sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga pengajar,” ujar Isran Noor.

Dikemukakannya, jangan sampai tenaga honorer ini dihapuskan, karena perlu dipikirkan apa pekerjaan mereka, karena tentunya di antara guru honorer itu ada yang sudah berkeluarga.

Sebagai mana pernah ditemukan salah satu pengajar honor di salah satu sekolah di Jawa Tengah masih ada yang digaji Rp300 ribu sebulan, itu pun mereka merasa bersyukur.

Imbuhnya, oleh karena itu perlu dipikirkan matang-matang penghapusan tenaga honorer akan berdampak buruk bagi nasib guru-guru yang belum berstatus ASN, karena perlu dipahami bahwa pekerjaan guru ini amat berat, mendidik putra putri bangsa dengan berbagai macam karakter.

“Seiring dengan perkembangan era, sekarang karakter anak bangsa sedikit banyak sudah mulai bergeser, dahulu anak murid sangat mementingkan adab, sekarang beberapa kita lihat di pemberitaan ada anak murid yang melawan jika ditegur gurunya, bahkan sedikit-sedikit mengadu bahkan sampai ke tindak kekerasan, ini cukup miris,” ungkap Isran di hadapan peserta Konkernas PGRI masa bhakti 2019-2024.

Sementara itu, Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi mengucapkan terima kasih atas sambutan yang diberikan warga Kaltim kepada pihaknya yang datang dari luar daerah se-Indonesia, dengan jamuan yang luar biasa.

“Terima kasih kami disambut baik oleh Bapak Gubernur beserta jajarannya, juga masyarakat Kaltim, bahkan saya diberikan kalung oleh masyarakat Dayak, sebagai cendera mata khas Kaltim, ini sambutan luar biasa dan hangat dari masyarakat lokal,” tutur Unifah.
 
Para guru yang hadir mewakili dari berbagai daerah seluruh Indonesia (Antara/Fandi)

Lebih lanjut ia mengatakan, memang  sejak lama pengurus besar PGRI menginginkan untuk menginjak tanah IKN dan akhirnya tercapai juga,serta bertepatan juga pada sebelumnya ada kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Kaltim selama dua hari.

“Kami siap membangun masa depan pendidikan di sini, mengupayakan bagaimana organisasi PGRI di bawa ke depan, IKN adalah nyata, IKN adalah pesona bagi kami yang hadir di sini, sebuah daerah yang betul-betul pluralistik,” sebutnya.

Pada pembukaan Konkernas PGRI IV tersebut, juga dihadiri anggota DPR RI Hetifah sjaifudian, Wakil Ketua DPRD Kaltim Seno Aji, Bupati Penajam Paser Utara Hamdam  dan  segenap Pengurus Besar PGRI.

Pewarta: Ahmad Rifandi

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023