Anggota Komisi IX DPR RI Alifuddin membagikan 4.495 dus makanan tambahan penuh gizi untuk 4.495 ibu hamil dan menyusui yang tersebar pada lima provinsi di Pulau Kalimantan, sebagai upaya mencegah anak stunting akibat kekurangan gizi.
"Pembagian makanan tambahan ini merupakan program kami dalam membantu pemerintah menurunkan angka stunting, karena presiden menargetkan pada 2024 prevalensi stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen, dari saat ini 24,4 persen," ujar Alifuddin di Samarinda, Senin.
Lima provinsi di Kalimantan yang mendapat pembagian 4.495 makanan tambahan berupa biskuit tersebut adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat, sehingga masing-masing provinsi memperoleh jatah 899 dus biskuit.
Sedangkan di Provinsi Kalimantan Timur, pembagian biskuit secara simbolis diserahkan kepada lima ibu hamil dan lima ibu menyusui, yakni dengan penyerahan dilakukan di Posyandu Rawa Makmur, Kampung Baru, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda.
Anggota DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) daerah pemilihan Kalimantan Barat ini melanjutkan, dalam upaya membantu pemerintah menekan stunting, ia tidak hanya membantu kaum ibu di Kalimantan Barat, tapi untuk seluruh masyarakat di Kalimantan, sehingga diharapkan ke depan angka stunting terus menurun.
Dalam rangka menekan stunting, pihaknya tidak hanya memberikan bantuan makanan tambahan, tapi juga pembinaan sosial, pendidikan, agama, ekonomi, termasuk pemahaman kepada kaum ibu dan remaja putri, yakni pemahaman tentang kecukupan gizi sejak ibu hamil.
Hal yang harus diperhatikan untuk mencegah stunting, lanjutnya, adalah 1.000 hari pertama kehidupan anak, yakni sejak bayi dalam bentuk janin dalam kandungan ibu sampai anak berusia 2 tahun lebih.
Masa-masa ini, katanya, merupakan masa yang rentan bagi anak, sehingga asupan gizi harus tercukupi dalam 1.000 hari pertama kehidupan, karena jika asupan gizi minim dalam rentang waktu tersebut, maka anak rawan terkena stunting dan bisa berpengaruh terhadap kecerdasan anak.
Ia juga mengatakan, saat ini pemerintah konsentrasi menurunkan angka stunting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, tepat di saat negara ini akan berusia 100 tahun sejak merdeka tahun 1945.
Untuk bisa mewujudkan Indonesia Emas pada 2045, maka para balita dan anak-anak yang akan lahir harus dijaga kesehatannya, sehingga asupan gizinya pun harus diperhatikan, jangan sampai kekurangan gizi agar tidak stunting.
"Mereka yang mampu mewujudkan Indonesia Emas adalah para generasi muda sekarang, termasuk para balita dan anak-anak yang akan lahir. Untuk itu, saya minta tolong kepada semua elemen masyarakat, terutama kepada kaum ibu dan para remaja putri calon ibu, cukupilah gizi dan makanan sehat," kata Alifuddin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Komisi IX DPR bagikan 4.495 dus makanan cegah stunting Kalimantan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Pembagian makanan tambahan ini merupakan program kami dalam membantu pemerintah menurunkan angka stunting, karena presiden menargetkan pada 2024 prevalensi stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen, dari saat ini 24,4 persen," ujar Alifuddin di Samarinda, Senin.
Lima provinsi di Kalimantan yang mendapat pembagian 4.495 makanan tambahan berupa biskuit tersebut adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat, sehingga masing-masing provinsi memperoleh jatah 899 dus biskuit.
Sedangkan di Provinsi Kalimantan Timur, pembagian biskuit secara simbolis diserahkan kepada lima ibu hamil dan lima ibu menyusui, yakni dengan penyerahan dilakukan di Posyandu Rawa Makmur, Kampung Baru, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda.
Anggota DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) daerah pemilihan Kalimantan Barat ini melanjutkan, dalam upaya membantu pemerintah menekan stunting, ia tidak hanya membantu kaum ibu di Kalimantan Barat, tapi untuk seluruh masyarakat di Kalimantan, sehingga diharapkan ke depan angka stunting terus menurun.
Dalam rangka menekan stunting, pihaknya tidak hanya memberikan bantuan makanan tambahan, tapi juga pembinaan sosial, pendidikan, agama, ekonomi, termasuk pemahaman kepada kaum ibu dan remaja putri, yakni pemahaman tentang kecukupan gizi sejak ibu hamil.
Hal yang harus diperhatikan untuk mencegah stunting, lanjutnya, adalah 1.000 hari pertama kehidupan anak, yakni sejak bayi dalam bentuk janin dalam kandungan ibu sampai anak berusia 2 tahun lebih.
Masa-masa ini, katanya, merupakan masa yang rentan bagi anak, sehingga asupan gizi harus tercukupi dalam 1.000 hari pertama kehidupan, karena jika asupan gizi minim dalam rentang waktu tersebut, maka anak rawan terkena stunting dan bisa berpengaruh terhadap kecerdasan anak.
Ia juga mengatakan, saat ini pemerintah konsentrasi menurunkan angka stunting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, tepat di saat negara ini akan berusia 100 tahun sejak merdeka tahun 1945.
Untuk bisa mewujudkan Indonesia Emas pada 2045, maka para balita dan anak-anak yang akan lahir harus dijaga kesehatannya, sehingga asupan gizinya pun harus diperhatikan, jangan sampai kekurangan gizi agar tidak stunting.
"Mereka yang mampu mewujudkan Indonesia Emas adalah para generasi muda sekarang, termasuk para balita dan anak-anak yang akan lahir. Untuk itu, saya minta tolong kepada semua elemen masyarakat, terutama kepada kaum ibu dan para remaja putri calon ibu, cukupilah gizi dan makanan sehat," kata Alifuddin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Komisi IX DPR bagikan 4.495 dus makanan cegah stunting Kalimantan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023