Nunukan (ANTARA Kaltim) - Aparat TNI dan kepolisian di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara mengakui Pulau Sebatik menjadi jalur yang dianggap paling aman bagi para penyelundup untuk memasukkan narkotika dari Malaysia.
Hal itu disampaikan Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Batalion 141/Aneka Yudha Jaya Prakosa, Letkol Inf Feksi D Angi, di Nunukan saat jumpa pers penangkapan pembawa sabu-sabu kedua kalinya pada Selasa malam (22/10) seberat 3,7 kilogram.
Penangkapan sabu-sabu asal Malaysia dua hari berturut-turut oleh prajurit Satgas Pamtas Yonif 141/AYJP di Pos Penjagaan Perbatasan Indonesia-Malaysia totalnya 7,95 kilogram.
Ini membuktikan, lanjut dia, bahwa Pulau Sebatik selama dianggap paling aman memasukkan barang haram itu dari Malaysia ke Indonesia karena Pulau Sebatik berbatasan langsung dengan Malaysia.
Feksi menyatakan, penemuan barang bukti kedua kalinya seberat 3,7 kilogram merupakan hasil pengembangan dari pemeriksaan dua pelaku yang ditangkap pertama kali.
"Kita menduga masih banyak lagi sabu-sabu yang akan dimasukkan dari Malaysia melalui Sebatik di kemudian hari," ungkap dia.
Penemuan sabu-sabu yang kedua tersebut ditemukan dalam sebuah tas berisi puluhan lembar pakaian berwarna hitam saat prajurit Satgas Pamtas Yonif 141/AYJP melakukan patroli dan sweeping terhadap kendaraan dan warga yang melintas di pos tersebut yang berada tepat di patok 11 perbatasan Indonesia-Malaysia.
Feksi menjelaskan, berdasarkan hasil pengembangan dari penemuan sabu-sabu dan dua pelaku pertama kali itu maka diduga kuat di belakangnya masih banyak lagi yang akan masuk lewat Pulau Sebatik yang dikendalikan oleh warga negara Indonesia dengan tujuan Sulawesi Selatan.
Ia juga menegaskan, kedua kasus penangkapan pembawa sabu-sabu oleh prajuritnya masih saling terkait atau satu mata rantai dengan modus yang sama.
Kapolres Nunukan, AKBP Robert Silindur Pangaribuan pada kesempatan yang sama mengaku hal yang sama dengan kemungkinan sabu-sabu yang akan masuk kemudian akan mencari jalur lain baik melalui laut ataupun menggunakan jalur darat lainnya yang dianggap aman.
"Ke depannya bagi pihak-pihak yang akan membawa sabu-sabu masuk ke Nunukan akan mencari jalur lain yang dianggapnya lebih aman," katanya kepada wartawan saat jumpa pers yang digelar di Mako Satgas Pamtas Yonif 141/AYJP di Jalan Fatahillah Nunukan.
Ia mengakui pula bahwa jalur Pulau Sebatik yang memiliki banyak pintu-pintu tikus dari Tawau Malaysia sangat berpeluang dimanfaat bagi pelintas batas untuk membawa masuk barang larangan seperti narkoba dan senjata api ke Indonesia melalui Kabupaten Nunukan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Hal itu disampaikan Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Batalion 141/Aneka Yudha Jaya Prakosa, Letkol Inf Feksi D Angi, di Nunukan saat jumpa pers penangkapan pembawa sabu-sabu kedua kalinya pada Selasa malam (22/10) seberat 3,7 kilogram.
Penangkapan sabu-sabu asal Malaysia dua hari berturut-turut oleh prajurit Satgas Pamtas Yonif 141/AYJP di Pos Penjagaan Perbatasan Indonesia-Malaysia totalnya 7,95 kilogram.
Ini membuktikan, lanjut dia, bahwa Pulau Sebatik selama dianggap paling aman memasukkan barang haram itu dari Malaysia ke Indonesia karena Pulau Sebatik berbatasan langsung dengan Malaysia.
Feksi menyatakan, penemuan barang bukti kedua kalinya seberat 3,7 kilogram merupakan hasil pengembangan dari pemeriksaan dua pelaku yang ditangkap pertama kali.
"Kita menduga masih banyak lagi sabu-sabu yang akan dimasukkan dari Malaysia melalui Sebatik di kemudian hari," ungkap dia.
Penemuan sabu-sabu yang kedua tersebut ditemukan dalam sebuah tas berisi puluhan lembar pakaian berwarna hitam saat prajurit Satgas Pamtas Yonif 141/AYJP melakukan patroli dan sweeping terhadap kendaraan dan warga yang melintas di pos tersebut yang berada tepat di patok 11 perbatasan Indonesia-Malaysia.
Feksi menjelaskan, berdasarkan hasil pengembangan dari penemuan sabu-sabu dan dua pelaku pertama kali itu maka diduga kuat di belakangnya masih banyak lagi yang akan masuk lewat Pulau Sebatik yang dikendalikan oleh warga negara Indonesia dengan tujuan Sulawesi Selatan.
Ia juga menegaskan, kedua kasus penangkapan pembawa sabu-sabu oleh prajuritnya masih saling terkait atau satu mata rantai dengan modus yang sama.
Kapolres Nunukan, AKBP Robert Silindur Pangaribuan pada kesempatan yang sama mengaku hal yang sama dengan kemungkinan sabu-sabu yang akan masuk kemudian akan mencari jalur lain baik melalui laut ataupun menggunakan jalur darat lainnya yang dianggap aman.
"Ke depannya bagi pihak-pihak yang akan membawa sabu-sabu masuk ke Nunukan akan mencari jalur lain yang dianggapnya lebih aman," katanya kepada wartawan saat jumpa pers yang digelar di Mako Satgas Pamtas Yonif 141/AYJP di Jalan Fatahillah Nunukan.
Ia mengakui pula bahwa jalur Pulau Sebatik yang memiliki banyak pintu-pintu tikus dari Tawau Malaysia sangat berpeluang dimanfaat bagi pelintas batas untuk membawa masuk barang larangan seperti narkoba dan senjata api ke Indonesia melalui Kabupaten Nunukan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013