Plh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Samarinda Desi Efriayani meminta seluruh pihak untuk tidak diam dan segera melapor apabila mengalami atau melihat kasus kekerasan pada perempuan dan anak.

"Kita tidak boleh lagi diam. Apabila melihat kasus kekerasan pada perempuan dan anak di sekitar kita, segera laporkan," kata  Desi  pada saat  Rapat Koordinasi Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (KTPA) dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di  Samarinda, Senin.

Ia  menyebutkan, sudah dua tahun berturut-turut Kota Samarinda selalu menjadi tingkat pertama untuk jumlah kasus kekerasan perempuan dan anak.

Menurutnya , berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia terdapat 11.952 kasus tindak kekerasan terhadap anak pada tahun 2021 dan pada hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja tahun 2021.

Sementara di Kota Samarinda,  hingga bulan September 2022  tercatat ada 325 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak,  terdiri dari kasus kekerasan pada perempuan dewasa sebanyak 205 kasus dan kekerasan pada anak sebanyak 122 kasus .

 Plh Asisten II Kota Samarinda Sam Saimun menambahkan di Kota Samarinda  terdapat  kasus tindak pidana perdagangan hanya satu, namun untuk di wilayah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kasus tertinggi kekerasan pada perempuan dan anak berada di Kota Samarinda.

"Ini merupakan tugas kita bersama sebagai pemangku pemerintahan untuk menekan jumlah kasus termasuk upaya dalam penguatan layanan perlindungan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan di Kota Samarinda," tegasnya.

Ia menyebutkan, perempuan dan anak merupakan aset negara yang menentukan kehidupan bangsa di masa depan. 

Menurutnya, hal  tersebut  merupakan tugas  bersama sebagai pemangku pemerintahan untuk menekan jumlah kasus termasuk upaya dalam penguatan layanan perlindungan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan di Kota Samarinda.

“Diharapkan melalui Rapat Koordinasi  ini bisa menjadi langkah nyata dalam mewujudkan hak-hak perempuan dan anak demi terwujudnya Kota Samarinda sebagai pusat Kota Peradaban, menuju Kota Layak Anak dan Responsif Gender,” ujar Sam Saimun.

 

Pewarta: R'Sya Rahmadina

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022