Pembangunan infrastruktur pendukung Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, yakni Bendungan Sepaku Semoi di Provinsi Kalimantan Tmur sudah mencapai 70,05 persen, sehingga diyakini pada Januari 2023 bisa rampung.
"Sampai dengan 2 Oktober 2022, capaian fisik pembangunan bendungan ini sudah 70,05 persen, sedangkan serapan keuangan sebesar 46,58 persen," ujar Pelaksana Teknis Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Sepaku Semoi Irene Lucas saat ditemui di lokasi proyek di Sepaku, Kaltim, Kamis.
Bendungan yang mampu memproduksi air baku mencapai 2.500 liter per detik ini disiapkan untuk melayani kawasan inti pusat pemerintah (KIPP) IKN Nusantara dan warga sekitar atau hingga Kota Balikpapan.
Bendungan yang berlokasi di Desa Tengin Baru, Kecamatan Sepaku, dan mampu mereduksi banjir sebesar 55 persen ini membutuhkan biaya total Rp556 miliar, sedangkan masa pelaksanaannya adalah pada 2020-2023.
Kapasitas tampung bendungan ini adalah 10 juta meter kubik dengan panjang bendungan 450 meter, sementara tipe bendungan adalah urukan tanah homogen.
Ia menuturkan bahwa perencanaan awal pembangunan bendungan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi warga Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser, dan Kota Balikpapan, kemudian bendungan ini ditetapkan menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) melalui Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020.
Ia melanjutkan, selain untuk memenuhi kebutuhan air baku, bendungan yang sumber airnya dari Sungai Tengin tersebut juga berpotensi untuk dijadikan objek wisata.
Untuk itu, pihaknya harus mengatur area khusus dan area publik, karena fungsi utama bendungan adalah untuk area khusus, sehingga untuk kebutuhan kunjungan wisata, maka harus dibuatkan kawasan tertentu yang bersifat umum.
"Awalnya target rampung bendungan ini pada Desember 2023, namun ketika Presiden RI datang ke sini dan minta dipercepat pembangunannya, maka kami kebut dan kami optimis dapat tuntas Januari 2023," ucap Irene.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Sampai dengan 2 Oktober 2022, capaian fisik pembangunan bendungan ini sudah 70,05 persen, sedangkan serapan keuangan sebesar 46,58 persen," ujar Pelaksana Teknis Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Sepaku Semoi Irene Lucas saat ditemui di lokasi proyek di Sepaku, Kaltim, Kamis.
Bendungan yang mampu memproduksi air baku mencapai 2.500 liter per detik ini disiapkan untuk melayani kawasan inti pusat pemerintah (KIPP) IKN Nusantara dan warga sekitar atau hingga Kota Balikpapan.
Bendungan yang berlokasi di Desa Tengin Baru, Kecamatan Sepaku, dan mampu mereduksi banjir sebesar 55 persen ini membutuhkan biaya total Rp556 miliar, sedangkan masa pelaksanaannya adalah pada 2020-2023.
Kapasitas tampung bendungan ini adalah 10 juta meter kubik dengan panjang bendungan 450 meter, sementara tipe bendungan adalah urukan tanah homogen.
Ia menuturkan bahwa perencanaan awal pembangunan bendungan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi warga Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser, dan Kota Balikpapan, kemudian bendungan ini ditetapkan menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) melalui Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020.
Ia melanjutkan, selain untuk memenuhi kebutuhan air baku, bendungan yang sumber airnya dari Sungai Tengin tersebut juga berpotensi untuk dijadikan objek wisata.
Untuk itu, pihaknya harus mengatur area khusus dan area publik, karena fungsi utama bendungan adalah untuk area khusus, sehingga untuk kebutuhan kunjungan wisata, maka harus dibuatkan kawasan tertentu yang bersifat umum.
"Awalnya target rampung bendungan ini pada Desember 2023, namun ketika Presiden RI datang ke sini dan minta dipercepat pembangunannya, maka kami kebut dan kami optimis dapat tuntas Januari 2023," ucap Irene.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022