Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menumbuhkan kreativitas para pelaku UMKM untuk membangkitkan kembali perekonomian di daerah yang sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, sekaligus mendukung Gerakan Bangga Buatan Indonesia yang dicanangkan oleh pemerintah.

“Sesuai namanya kreatif, maka pelaku ekonomi kreatif harus lebih kreatif, menciptakan nilai tambah, membuat perbedaan produk dengan yang lainnya, menciptakan keunikan pada produk,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim Muhammad Faisal dalam keterangan resmi di Samarinda, Minggu.

Pada kesempatan itu, Faisal bertindak sebagai narasumber bersama Plt. Kepala Balitbangda Kaltim Fitriansyah dan Ketua DPW Gekrafs Kaltim, Aji Mirza Hakim pada Talkshow Gekrafs Corner garapan DPW Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekrafs) Kaltim, di Mall City Centum Samarinda.

Faisal menambahkan selain kreativitas dan keunikan produk, saat ini dunia perdagangan sudah memasuki era hilirisasi dan digitalisasi, maka pelaku ekonomi kreatif di Kalimantan Timur harus bisa mengikuti perkembangan zaman dengan mengubah pola pikir dan orientasi produksi menuju hilirisasi dan digitalisasi.

Mantan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pemkot Samarinda ini, mengungkapkan dari sisi pemasaran pun harus digarap pelaku ekonomi kreatif di Kaltim secara digital, sampai sistem pembayaran digital juga harus dipenuhi jika ingin terus berkembang sesuai perkembangan dunia digital saat ini.

Fitriansyah mengungkapkan rekomendasi riset atau kajian terkait pengembangan ekonomi kreatif di Kalimantan Timur yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kaltim.

“Ada tiga kota/kabupaten yang menonjol perkembangan pelaku ekonomi kreatifnya yakni Samarinda dengan kuliner dan musik, Balikpapan dengan digitalisasi dan kuliner, kemudian Tenggarong Kutai Kartanegara dengan perfilman dan seni budaya,” katanya.

Pihaknya merekomendasikan hal-hal yang yang dapat dilakukan untuk pengembangan sektor ekonomi kreatif di Kalimantan Timur, diantaranya yang pertama adalah membangun Sumber Daya Manusia.

Pelaku ekonomi kreatif harus ditingkatkan pengetahuan dan pengalamannya melalui pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan kreativitas sehingga tercipta produk unik yang menjadi pembeda kreativitas.

Kedua, mengembangkan ekosistem ekonomi kreatif (ekraf), keterhubungan sistem yang mendukung rantai nilai ekonomi kreatif, yaitu kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, dan konservasi, yang dilakukan oleh pelaku ekonomi kreatif untuk memberikan nilai tambah pada produknya sehingga berdaya saing tinggi, mudah diakses, dan terlindungi secara hukum.

Ketiga, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), hak untuk memperoleh perlindungan secara hukum atas kekayaan intelektual, sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang HKI.

“Beberapa bentuk HAKI antara lain hak paten, merek, desain industri, hak cipta, indikasi geografis, rahasia dagang, dan desain tata letak sirkuit terpadu (DTLST),” katanya.

Keempat, membangun komunitas kreatif, pemerintah telah membentuk Dewan Ekonomi Kreatif. Ada 17 subsektor ekonomi kreatif seperti kuliner, kriya, musik, fesyen, aplikasi, seni rupa, TV dan radio, penerbitan, desain interior, pertunjukan seni, fotografi, film animasi dan video, periklanan, arsitektur, permainan interaktif, desain komunikasi visual, dan desain produk.

“Setiap subsektor sangat direkomendasikan untuk membentuk komunitas termasuk bergabung di Gekrafs Kaltim dalam rangka pembinaan dan pengembangan produk,” ucap Fitriansyah.

Kelima, pendanaan insentif pemerintah dan CSR perusahaan swasta, pemerintah, dan sektor swasta. Tujuannya adalah mempermudah pelaku usaha dalam mengembangkan kegiatannya.

“Insentif yang diberikan antara lain berupa perlindungan produk. Dana pengembangan. Fasilitas pemasaran. Pertumbuhan pasar domestik dan internasional. Mendapatkan informasi tren dalam negeri dan luar negeri. Penyediaan sarana dan prasarana,” katanya.

Keenam, memperbanyak event ekonomi kreatif, pengalaman dalam mengikuti event promosi produk akan menciptakan nilai tambah tersendiri bagi pelaku ekonomi kreatif.

“Terakhir, menciptakan ruang publik ekonomi kreatif akan meningkatkan daya saing dan nilai tambah pelaku ekonomi kreatif termasuk akan meningkatkan promosi produk ekonomi kreatif,” kata Fitriansyah.

Sementara itu Ketua DPW Gekrafs Kaltim Aji Mirza Hakim menyampaikan kehadiran event Gekrafs Corner adalah upaya Gekrafs Kaltim dalam mengembangkan potensi pelaku ekonomi kreatif di Kaltim.

“Diharapkan dengan event ini akan menambah pengetahuan dan pengalaman pelaku ekonomi kreatif bahkan calon pelaku ekonomi kreatif seperti pelajar dan mahasiswa yang mengikuti event Gekrafs Corner,” ujar Icha sapaan akrab mantan basis grub band Jikustik ini.

Termasuk mentalitas, menurut Icha, pelaku usaha ekonomi kreatif juga akan teruji dengan mengikuti berbagai event promosi produk, bagi pelaku ekonomi kreatif tidak ada kata kegagalan, karena semua berproses dan akan menemukan titik keberhasilan.
 

Pewarta: Arumanto

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022