Nunukan (ANTARA Kaltim) - Pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, tetap produksi meskipun terjadi kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku secara nasional.

Niami, seorang pengusaha tahu-tempe di Nunukan, Senin mengemukakan, kenaikan harga kedelai sangat dirasakan, namun tidak mengurangi produksinya setiap hari sebab tahu dan tempe tetap digemari masyarakat setempat.

Ia menjelaskan, menyiasati kenaikan harga bahan baku tersebut, harga jual tetap, tetapi isi porsinya dikurangi.

"Supaya pelanggan tidak merasa berat, harga tetap yakni Rp10.000 tapi jumlah porsi kami kurangi menjadi enam potong dari sebelumnya delapan potong," ungkap Niami, pengusaha tahu dan tempe di Jalan Pongtiku Kecamatan Nunukan ini.

Pengurangan porsi tersebut, lanjut dia, sangat dipahami pelanggan sehingga tahu dan tempe di wilayah itu tetap laris dan menjadi kebutuhan primadona masyarakat.

Niami yang mengaku telah puluhan tahun memproduksi tahu dan tempe mengaku, setiap hari memproduksi tempe sebanyak 100 kilogram dengan bahan baku (kedelai) yang didatangkan dari Surabaya Jawa Timur seharga Rp9.600 per kilogram atau Rp12.000 per kilogram sampai di rumahnya.

Menurut dia, dari 100 kilogram yang diproduksi setiap hari masih sangat kurang dibandingkan dengan permintaan dari pelanggannya.

Hanya saja dia mengharapkan, agar pemerintah secepat mungkin mengstabilkan harga kedelai agar tidak mempengaruhi produksinya pada masa yang akan datang.

Niami juga mengatakan, terkait dengan ketersediaan bahan baku belum dirasakan langka sebab selama ini tetap ada apabila membutuhkan yang dikirimkan dari Surabaya. (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013