Samarinda (ANTARA Kaltim) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional  (BKKBN)  akan melaksanakan Sistem Jaminan Sosial Nasional   pada awal tahun 2014  dengan membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan   harus didukung dengan ketersedian alat kontrasepsi (Alkon).

“ Penyelenggaraan itu  Berdasarkan UU No.40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional yang akan dilaksanakan awal 2014, sehingga BKKBN perlu melakukan persiapan terutama masalah ketersedian alat kontrasepsinya,” kata  Kepala sub  Direktorat  Jaminan  Pelayanan dan Penyediaan  KB  BKKBN pusat, Lalu  Rustam, usai pembukaan  kegiatan Pemantapan   Jaminan Ketersedian  Kontrasepsi (JKK)  di Samarinda, Senin (23/9).

Ia mengatakan,  BKKBN  siap memberikan semua jenis alat kontrasepsi  dan alat  kesehatan pendukungnya dalam rangka  pelayanan kontrasepsi yang berkualitas.   “Diharapkan  dengan adanya  jaminan sosial  kontrasepsi  KB, semua pasangan usia subur  (PUS)  mendapatkan pelayanan KB, jangan sampai  PUS tidak mendapatkan pelayanan karena tidak ada alat kontrasepsi,” katanya.

Lalu Rustam menjelaskan  jaminan sosial yang dijamin bagi seluruh penduduk Indonesia mencakup jaminan kesehatan,kecelakaan kerja, hari tua , jaminan pensiun dan jaminan kematian .  Dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan , pemerintah telah menunjuk PT Askes melalui UU No.24 tahun 2009.

Sementara itu  Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Jufri Yasin menambahkan   bahwa  BKKBN Kaltim mengundang   sejumlah SKPD KB Kabupaten dan kota se Kaltim  untuk melakukan pemantapan  terkait   Jaminan  Ketersedian Kontrasepsi (JKK).

“Pertemuan ini  untuk pemantapan bagaimana menghadapi  penyelenggaraan   BPJS  pada Januari 2014 dengan adanya  jaminan  ketersedian  kontrasepsi,  Jadi   tidak ada lagi alat kontrasepsi yang kosong baik di Puskesmas, Rumah Sakit dan  Klinik-klinik KB pemerintah dan swasta,” katanya.
Jufri Yasin menjelaskan bahwa di Provinsi Kalimantan Timur  penggunaan alat kontrasepsi yang banyak digunakan adalah suntik dan pil  presentasenya 40 persen.  Sementara   yang diharapkan  lebih banyak adalah  metode  kontrasepsi  jangka panjang (MKJP)  seperti  IUD, Implant, Metode  Operasi  Wanita  (MOW) dan Metode Operasi Pria (MOP).
“Padahal  berdasarkan target   peserta  KB    MKJP   di Kaltim sebanyak  27,5 persen,  namun  saat ini  hanya tercapai  sekitar 14 persen,” katanya.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan BKKBN Kaltim  di antaranya  melakukan kampanye  dan melakukan kerjasama  instansi terkait seperti  dinas kesehatan , TNI, tokoh agama, tokoh  masyarakat , IDI, IBI dan LSM .
 
Jufri Yasin menambahkan  ada lima elemen yang harus dipertimbangkan dalam penyelenggaraan JKK , di antaranya komitmen pemerintah, kebijakan dan advokasi, manajemen logistic, peran swasta serta koordinasi antara pemeriontah, swasta dan masyarakat. (*)

Pewarta: rahmad

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013