Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, Kaltim, mencatat kasus diare di daerah setempat hingga awal Agustus 2022 mencapai 1.800 kasus dan dinyatakan satu orang meninggal dunia, setelah sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panglima Sebaya, Tanah Grogot. 


"Benar, ada satu pasien diare meninggal dunia,“ kata Humas RSUD Panglima Sebaya dr Hadiwijaya di Tanah Grogot, Senin.

Ia menjelaskan, salah seorang pasien berusia sembilan tahun itu, mengalami kejang dan sesak nafas sehingga dilarikan ke IGD RSUD Panglima Sebaya. Namun pasien meninggal sebelum sempat masuk ke perawatan anak.

Menurut Hadiwijaya, kejadian meninggalnya pasien ini cepat sekali, sehingga ia menduga pasien sebelum meninggal mengalami kondisi aspirasi atau masuknya cairan yang diminumnya ke dalam saluran napas.

"Pasien itu sakit diare, mengalami dehidrasi, namun dehidrasinya bisa diatasi namun ada kondisi aspirasi yang memicu kejang dan henti napas," kata Hadiwijaya.

Atas kejadian meninggalnya pasien diare  itu, ia pun mengimbau, para orangtua selalu waspada terhadap kemungkinan terjangkit diare pada anak-anak.

Dikatakannya, bahwa diare ini banyak komplikasinya, perlu waspada. Selain bisa disebabkan dehidrasi, penyebab kematian pada anak, bisa juga berpotensi kejang, kemudian anak mengalami penurunan kesadaran. Itu masalah berat pada pasien diare. 

"Pencegahan terbaik yang bisa dilakukan tidak lain adalah membiasakan hidup bersih, di mulai dari lingkungan keluarga. Sebab kuman diare masuk ke mulut melalui perantara tangan, kemudian masuk ke saluran pencernaan, membuat infeksi saluran pencernaan," tuturnya.

Pewarta: Gunawan Wibisono/R. Wartono

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022