Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim)  melalui  Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) tengah mengembangkan bibit pisang kepok grecek untuk memperbanyak benih dengan sistem kultur jaringan, seiring tingginya permintaan buah pisang varietas khas lokal ini dari luar daerah, bahkan hingga luar negeri.


"Melalui sistem kultur jaringan tentu kami akan lebih cepat memenuhi permintaan bibit pisang untuk ditanam warga maupun pekebun di Kaltim," ujar Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Provinsi Kaltim Siti Farisya Yana di Samarinda, Jumat.

Pihaknya melalui UPTD Balai Benih Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBI TPH) terus berupaya mengembangkan bibit pisang, karena bibit ini sangat diperlukan untuk memenuhi permintaan buah pisang yang tinggi.

Sementara bibit pisang yang dikembangkan adalah varietas unggul jenis kepok grecek, yakni pisang khas dari Kabupaten Kutai Timur yang memiliki rasa legit dan manis.

Saat ini pekebun pisang di Kutim masih mengembangkan perkebunan pisang dengan pola konvensional, yakni mengambil anakan atau bonggol pisang untuk ditanam, sehingga hal ini membutuhkan waktu lama untuk memperoleh banyak benih/bibit.

"Jika tahun ini benihnya tersedia sebanyak 10 ribu pokok, namun dari hasil kultur jaringan yang dikembangkan, maka di tahun depan bisa tersedia hingga ratusan ribu pokok atau bibit pisang kepok grecek," katanya.

Ia melanjutkan, saat ini pihaknya pun masa persiapan melakukan peluncuran benih pisang kepok grecek hasil dari kultur jaringan. Pengembangan benih dilakukan karena pisang varietas ini memang unik dan khas dari Kutim.

“Untuk peluncuran benih pisang kepok grecek dari kultur jaringan akan dilakukan November mendatang. Hasil kultur jaringan ini belum ada di Indonesia, baru dilakukan di Kaltim, makanya akan diluncurkan supaya tidak diakui pihak lain,” katanya.

Pola kultur jaringan yang sedang dikembangkan ini pun akan ditingkatkan lagi, yakni melalui simbiotik somatik, dari kombinasi probiotik dan prebiotik dengan hasil akhir dari jaringan dan sel yang membentuk organisme.

Sistem jaringan kultur jaringan, lanjutnya, perlu dikembangkan untuk mempercepat produksi benih pisang, karena perluasan perkebunan pisang akan terus dilakukan seiring banyak permintaan ekspor pisang kepok grecek.

"Saat ini pengembangan pisang kepok grecek masih terkonsentrasi di Kabupaten Kutim, namun ke depan akan dikembangkan ke kabupaten/kota lain yang lahannya siap, terutama di Kabupaten Paser," ujar Yana. (Adv/Diskominfo Kaltim)

 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022