Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kawasan Industri berbasis Migas dan Kondensat di Bontang. Sebagai salah kota di Kaltim yang diproyeksikan menjadi Industrial Estate, Bontang berkembang sebagai outlet industri seiring berdirinya dua perusahaan besar, yaitu PT Pupuk Kaltim dan PT Badak LNG & Co. Bontang memiliki peranan penting dalam misi menyukseskan proyek MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)Koridor Kalimantan.

Kalimantan ditetapkan sebagai pusat produksi pengolahan hasil tambang dan energi nasional. Sesuai dengan potensi yang dimiliki, kawasan industri Bontang diarahkan untuk bergerak pada  basis sektor pengolahan migas dan kondensat. Pada 2030, Bontang diproyeksikan akan menjadi kota industri penghasil urea dan amoniak terbesar di Indonesia.

Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kutai Timur. Terletak di Kabupaten Kutai Timur, tepatnya di Kecamatan Kaliorang dan Kecamatan Sangkulirang dengan luas areal 5.305 hektare. Berdasarkan Inpres Nomor 1 tahun 2010 dan dokumen MP3EI, KIPI Maloy diarahkan untuk menjadi pusat pengolahan kelapa sawit, oleochemical dan industri turunannya.

Pada tahap awal, KIPI Maloy dibangun dengan luas areal 1.000 hektare dengan nilai investasi sebesar Rp3,7 triliun (Masterplan, 2012). KIPI Maloy terdiri dari enam zona industri, yaitu zona industri oleokimia dasar, zona industri berbasis makanan, zona industri biodiesel, zona industri produk perawatan, zona industri produk sampingan dan zona industri lainnya.

KIPI Maloy akan terintegrasi dengan tanki timbun dan Pelabuhan Internasional CPO (Crude Palm Oil) yang akan dioperasionalkan dengan sistem perpipaan. Sebagai strategi untuk menambah nilai investasi, KIPI Maloy juga telah diusulkan untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Pada 2030, KIPI Maloy diproyeksikan untuk menjadi pusat/sentra pengolahan oleochemical berskala internasional, dari industri hulu (primer), hingga pada hilir (sekunder dan tersier).

Kawasan Industri Pariwisata Kepulauan Derawan di Berau. Dengan luas areal 13.500 hektare, gugus kepulauan Derawan memiliki potensi wisata alam bawah laut dengan empat pulau sebagai destinasi utama wisata, yaitu Derawan, Kakaban, Sangalaki dan Maratua.

Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Derawan semakin meningkat setiap tahunnya, dimana pada 2011 terdapat 1.278.500 wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.  Pada 2030, basis sektor industri pariwisata di Kepulauan Derawan diproyeksikan  menjadi salah satu sektor yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim disamping sektor jasa keuangan, industri pengolahan, dan pertanian.

Adanya pengembangan kawasan-kawasan industri tersebut akan diikuti dengan pembangunan infrastruktur, transportasi, komunikasi dan kelembagaan sosial yang secara alami dapat meningkatkan daya tarik investasi.

Implikasinya terhadap kegiatan ekonomi masyarakat adalah hasil produksi dari pusat pertumbuhan tersebut, dipakai oleh kegiatan ekonomi yang berada di daerah sekitar (hinterland), sedangkan sisi lainnya adalah produksi hasil daerah hinterlandtersebut juga dipakai untuk kegiatan ekonomi yang ada di pusat pertumbuhan.

Pendekatan ini digunakan Pemprov Kaltim, karena diyakini akan memberikan dampak positif terhadap beberapa aspek penting dalam pergerakan roda perekonomian, diantaranya peningkatan nilai tambah, produktivitas, inovasi, serta memperluas lapangan pekerjaan.

Masing-masing kawasan industri memiliki potensi dan keunggulan masing-masing dan tentu saling berkaitan. Di sinilah titik awal pergerakan ekonomi. Keunggulan masing-masing kawasan industri, akan melahirkan suatu keterhubungan/interkoneksi yang akan berlanjut pada ketergantungan/interpendensi, hingga interelasi antar kawasan industri, antar provinsi, regional, nasional, bahkan internasional.

Diharapkan keberhasilan pembangunan kawasan-kawasan industri ini merupakan representasi dari wajah pembangunan masa depan Kaltim yang berdaya saing dan berkelanjutan. PRD Kaltim  (bersambung/Humas Prov Kaltim. Heru renaldy/)

 








Pewarta:

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013