Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dinas Pendidikan Kota Samarinda, akhirnya menarik buku mata pelajaran Bahasa Indoensia untuk siswa Kelas VI yang pada halaman 55-61 berisi konten porno.

"Sejak kemarin (Senin) buku Bahasa Indonesia berisi cerita porno tersebut sudah ditarik," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Ibnu Araby, Selasa.

Dinas Pendidikan Kota Samarinda, katanya, juga telah membentuk tim untuk menelusuri buku pelajaran Bahasa Indonesia yang berisi cerita porno tersebut.

"Tim saat ini masih bekerja di lapangan untuk menelusuri sekolah mana saja yang menggunakan buku tersebut, Namun, untuk lebih jelasnya, silakan hubungi kepala skeolah masing-maisng," kata Ibnu Araby.

Buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa Kelas VI yang pada halaman 55-61 berisi konten porno tersebut ditemukan pekan lalu dari seorang murid Kelas 6 SD di Jalan dr. Sutomo.

Buku berjudul `Senang Belajar Bahasa Indonesia` itu merupakan salah satu buku paket yang wajib dimiliki murid kelas VI di sebuah sekolah di Samarinda.

"Buku Bahasa Indonesia merupakan salah satu buku paket yang disarankan oleh pihak sekolah. Buku tesebut kami beli di sebuah toko buku di Jalan dr. Sutomo," tutur salah satu orang tua murid, Hasnah, Minggu.

Awalnya, para orang tua murid tidak menduga jika buku pelajaran Bahasa Indonesia itu memuat cerita yang secara vulgar menggambarkan hubungan antara pria dan wanita dewasa.

"Kami tidak menyangka kalau buku itu ternyata berisi cerita adegan yang tidak pantas bagi anak-anak. Awalnya, kami sebenarnya tidak tahu namun setelah melihat di pemberitaan, saya kemudian mengecek dan ternyata buku yang ramai diberitakan tersebut, sama persis yang kami beli di toko buku itu," kata Hasnah.

Cerita porno pada buku pelajaran Bahasa Indonesia itu, kata dia, berada di halaman 55 dengan judul `Anak Gembala dan Induk Serigala` dengan materi Latihan Akhir Pelajaran 3.

"Memang, jika dilihat dari judulnya tidak ada kesan cerita itu mengandung unsur porno. Namun, cerita tidak senonoh baru mulai tertulis pada halaman berikutnya. Untungnya, buku itu belum dibaca oleh anak saya sebab setelah mengetahui isinya langsung saya sembunyikan," ungkap Hasnah, sambil menunjukkan buku tersebut.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim Musyahrim menyatakan, lolosnya buku pelajaran berbau porno itu tidak terlepas dari kelalaian pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, guru, dan komite sekolah.

"Sebelum direkomendasikan untuk dibeli, seharusnya buku paket itu diteliti lebih dulu oleh pihak kepala sekolah, guru dan komite sekolah, apakah sesuai dengan kurikulum. Tentunya, dalam kurikulum tidak diajarkan tentang cerita porno itu, Jadi, jika ada buku yang berisi konten porno, bisa jadi tidak meneliti isi buku tersebut," tegas Musyahrim.

Dinas Pendidikan Kaltim meminta kepada orangtua murid agar segera melaporkan jika menemukan adanya buku pelajaran yang tidak sesuai kurikulum tersebut.

"Tidak menutup kemungkinan, buku itu beredar di daerah lain di Kaltim. Jadi, saya meminta agar orang tua segera melaporkan ke Dinas Pendidikan setempat jika menemukan buku itu," kata Musyahrim.   (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013