PT PLN (Persero) pasokan listrik di Ibu Kota Negara, Nusantara lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah itu dengan membangun Sistem Kelistrikan Interkoneksi Mahakam yang memanfaatkan pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan.
“Sistem Mahakam memiliki daya mampu 911 Mega Watt (MW) dengan beban puncak saat ini 501 MW, atau kelebihan daya hingga 410 MW. Penggunaan pembangkit berbasis energi baru terbarukan untuk menciptakan kawasan yang nol emisi," kata General Manager (GM) PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Timur dan Utara (Kaltimra) Saleh Siswanto, Jumat.
Namun demikian, dalam persiapan pembangunan ini, PLN Kalimantan Timur dan Utara juga menyiapkan suplai dari Sistem Kelistrikan Interkoneksi Mahakam, sistem pembangkitan dan distribusi yang selama ini melayani kebutuhan listrik Kalimantan Timur.“Jadi kami memiliki daya yang melimpah untuk melistriki Nusantara,” kata Saleh.
Selama infrastruktur kelistrikan belum siap atau belum memadai, PLN juga memiliki sejumlah perangkat untuk tetap bisa menyalurkan listrik dengan aman.
Saleh menyebutkan, PLN antara lain memiliki sejumlah Gardu Induk Mobile yang bisa digunakan untuk memperlancar pengaturan dan aliran listrik di kawasan tertentu.
Sesuai namanya, gardu induk ini dapat dipindah-pindah. PLN juga memiliki generator set (genset) berkapasitas besar yang juga bisa dipindah-pindah dengan mudah.
Listrik Sistem Mahakam saat ini sebagian besarnya dari pembangkit bertenaga uap yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar merebus air untuk mendapatkan uap. Pembangkit listrik bertenaga uap ini tersebar mulai dari Balikpapan, Samboja, hingga Embalut di Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara.
Apalagi Sistem Mahakam juga sudah terkoneksi dengan Sistem Barito, jaringan pembangkit dan distribusi yang menyuplai energi untuk Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
“Tentunya dalam proyek melistriki Ibukota Negara Nusantara, kami juga membutuhkan kerjasama dan dukungan berbagai pihak dan pemangku kepentingan, demi kelancaran pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan,” kata Saleh.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022