Nunukan, (ANTARA Kaltim) - Menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, PT Pelni menunggu petunjuk Kementerian Perhubungan soal pemberlakuan tarif baru.

"Kami masih menunggu kebijakan Kementerian Perhubungan sekaitan dengan penentuan tarif baru setelah adanya keputusan kenaikan harga BBM," kata Kepala PT Pelni Cabang Kabupaten Nunukan, Patoh Sembiring di Nunukan, Selasa.

Patoh menambahkan, tarif armada PT Pelni yang ditentukan Kemenhub hanya untuk penumpang ekonomi, sedangkan tarif untuk kelas diberikan kewenangan kepada PT Pelni disesuaikan dengan prospek persaingannya.

Ia mengatakan prospek persaingan yang dimaksudkan itu adalah pada waktu-waktu tertentu biasanya PT Pelni menetapkan kebijakan dengan memberikan diskon atau potongan harga kepada penumpang.

Untuk saat ini, Patoh menyatakan hanya memiliki dua armada yang transit di Pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Nunukan yaitu KM Umsini dan KM Bukit Siguntang.

Sebenarnya, lanjut dia, sesuai analisa dan perhitungan PT Pelni harga tarif yang diberlakukan bagi penumpang ekonomi masih di bawah standar jika disesuaikan dengan ketentuan tarif per mil.

Terkait dengan adanya rencana kenaikan harga BBM bersubsidi dan telah disepakati anggota DPR RI kemungkinan besar PT Pelni akan menyesuaikan tarif baru. Namun masih dalam kajian untuk menentukan persentase kenaikannya.

"Kemungkinan pemberlakuan tarif baru menjelang kenaikan harga BBM ini, kemungkinan PT Pelni masih mengkaji soal besaran yang akan dibebankan kepada penumpang ekonomi," ujar Patoh.

Menurut dia, rencana penentuan tarif baru sebagai dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi oleh pemerintah masih perlu dikaji secara mendalam untuk mengantisipasi kejadian sebelumnya yakni setelah tarif dinaikkan tiba-tiba harga BBM diturunkan kembali.

"Jadi kita tidak bisa juga serta merta menaikkan harga tiket karena perlu juga mengantisipasi jangan sampai suatu waktu harga BBM kembali diturunkan," ujarnya. (*)

Pewarta: M.Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013