Nunukan (ANTARA Kaltim) - Ratusan penumpang yang merupakan tenaga kerja Indonesia (TKI) akhirnya telantar di Pelabuhan Domestik Tunon Taka Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara akibat batal berangkat menggunakan KM Thalia tujuan Pelabuhan Nusantara Parepare Sulawesi Selatan pada Rabu (12/6).

Penumpang yang batal berangkat tersebut dilarang oleh petugas Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) karena kelebihan kapasitas, kata kepala KSOP Kabupaten Nunukan, Nasir Ali di Tarakan, Jumat.

"Memang saya yang larang karena sudah melebihi kapasitas kapal (KM Thalia) malam itu," ujarnya melalui hubungan telepon.

Langkah yang ditempuh KSOP Kabupaten Nunukan, lanjut dia, karena KM Thalia telah penuh sesak akibat jumlah penumpang dan barang yang tidak sesuai kapasitas kapal lagi.

Menurut dia, KSOP Nunukan perlu mempertimbangkan keselamatan penumpang dalam pelayaran menuju Kota Parepare sehingga jalan terakhir tersebut terpaksa dilakukannya.

"Demi keselamatan penumpang, makanya kami larang menyetop penumpang naik di kapal yang belum sempat naik," katanya.

Nasir Ali menegaskan, pelarangan itu harus dilakukan setelah memperhatikan kondisi kapal yang tidak memungkinkan lagi untuk menambah kapasitas yang hanya 1.500 orang.

Sesaknya penumpang juga disebabkan pengaturan barang bawaan penumpang yang melebihi ketentuan yang ditempatkan hingga ke dek tempat tidur.

Terkait dengan penumpang yang telantar yang telah memiliki tiket, dia mengatakan, sulit untuk mentolerirnya untuk membiarkan naik ke kapal dengan pertimbangan keselamatan tadi.

Selanjutnya, adanya kekisruhan yang terjadi di sekitar dermaga Pelabuhan Tunon Taka Nunukan akibat adanya pelarangan dari KSOP Kabupaten Nunukan tersebut dibenarkan Nasir Ali dengan mengatakan petugas tetap pada keselamatan penumpang karena kondisi di atas kapal tidak memungkinkan lagi untuk ditambah.

Salah seorang agen TKI di Nunukan, Jabbar yang ditemui terpisah, Jumat membenarkan adanya kekisruhan pada Rabu (12/6) malam sebelum pemberangkatan KM Thalia itu sebagai dampak pelarangan petugas Kesatuan Pengamanan Laut dan Pantai (KPLP).

Ia menyatakan, sempat terjadi ketegangan antara agen penumpang (TKI) dengan petugas KPLP namun dapat diredakan setelah adanya negosiasi untuk memberikan peluang barang penumpang yang pemiliknya (TKI) yang telah terlanjur berada di atas kapal.

Jabbar juga menyayangkan pemilik KM Thalia yang memuat rumput laut secara berlebihan sehingga barang penumpang yang merupakan TKI asal Sabah Malaysia tidak mendapatkan tempat lagi.

"Terlalu banyak rumput laut yang dimuat (KM Thalia) makanya barang penumpang tidak muat lagi," ujarnya.

Ia memperkirakan jumlah penumpang yang batal berangkat pada malam itu sekitar 100 orang lebih dan semuanya telah memiliki tiket kapal. (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013