Samarinda (ANTARA Kaltim) - Legislator dari Komisi IV DPRD Kalimantan Timur Abdul Djalil Fatah mengajak pemerintah provinsi dan masyarakat menggalakkan pengembangan kerajinan batik asli Kaltim sebagai salah satu simbol nilai-nilai jati diri daerah.

Pemberdayaan potensi batik lokal menurut Abdul Djalil Fatah, selain bisa membangkitkan gairah kerajinan industri rumah tangga juga diyakini semakin memperkaya potensi aset budaya daerah.

"Kaltim sangat kaya akan produk-produk kerajinan tanpa kecuali batik, mulai dari batik tradisional seperti batik tidung maupun etnis asli daerah lainnya, hingga batik yang telah diadaptasi dengan gaya modern namun tetap mempertahankan ciri khasnya," tutur Abdul Djalil, di Samarinda, Minggu.

Abdul Jalil, menilai daerah seperti Yogyakarta bisa menjadi contoh untuk pengembangan industri batik di Kaltim, karena selain batik Yogyakarta sudah menjadi barometer Batik berkualitas Indonesia, ternyata imbasnya juga mengarah kepada ekonomi kerakyatan.

"Proses pengolahan dan distribusi yang digarap profesional ini patut menjadi contoh, demi menjawab jaminan kepercayaan konsumen dalam maupun luar negeri," kata Abdul Jalil.

Selain itu, katanya, penerbitan Sertifikasi Penggunaan Batikmark, menjadi bukti bahwa kualitas batik disana ada pada standar yang terjaga.

"Standarisasi kualitas inilah yang diharapkan dapat diterapkan pada pengrajin batik Kaltim," tutur Abdul Jalil.

Peran pemerintah tentu sangat dibutuhkan dalam mempromosikan dan membuka peluang pasar, misalnya dengan mewajibkan seluruh pegawai mengenakan baju batik pada Kamis atau Jumat. Atau secara reguler berperan aktif melaksanakan pameran-pameran baik lokal, nasional hingga internasional.

Politisi asal daerah pemilihan utara Kaltim itu menambahkan, industri batik Kaltim banyak berada di area produk kerajinan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bila dikembangkan serius, bias menjadi andalan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kebudayaan.

"Semua celah perkembangan ekonomi harus didukung luas oleh pemerintah terutama UMKM. Karena, minyak dan gas bumi (migas) yang sekarang masih menjadi prioritas, nantinya bakal habis disebabkan sifat alaminya yang tidak dapat diperbaharui," jelasnya.   (*)

Pewarta:

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013