Sangatta (ANTARA Kaltim) - Dinas Sosial Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, mendirikan dapur umum untuk membantu 50 warga korban ambruknya tanggul Sungai Sangatta yang saat ini diungsikan di Balai Desa Singa Geweh.

Kapala Dinas Sosial Kutai Timur Syahnin melalui Kasi Bantuan Jaminan Sosial (Banjamsos) dan Pemukiman Bahrian, Sabtu mengatakan sejak Jumat (24/5) siang pihaknya sudah membuka dapur umum untuk pengungsi, termasuk anak-anak dan lanjut usia (lansia).

Menurut Bahrian, dapur umum bagi pengungsi korban tanggul yang didirikan Dinas Sosial dibantu tim Tagana bersama BPBD Kutai Timur itu juga mendapat bantuan berbagai pihak, seperti sembako dan tempat tidur.

"Saat ini bantuan dari berbagai pihak untuk korban tanggul ambruk cukup, jadi soal makanan, minuman dan tempat tidur tidak masalah," kata Bahrian.

Hingga saat ini tercatat bantuan dari Dinas Sosial berupa beras isi 25 kilogram 2 zak, mi instan 10 dos, telor empat piring, minyak goreng satu dos dan ikan kaleng empat dos.

Kemudian bantuan dari kantor Kecamatan Sangatta Selatan berupa makanan siap saji 20 bungkus, kecap tujuh botol, saos/sambal tujuh botol, ikan kaleng empat kaleng dan mi satu dos.

Selain itu juga terdapat dari kantor Desa Singa Geweh, Partai Nasdem dan lainnya.

"Kami akan komunikasi dengan Dinas Kesehatan agar mengirim timnya melakukan pemeriksaan kesehatan kepada pengungsi, terutama anak dan lansia," katanya.

Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Timur Zainuddin Aspan mengatakan tim Dinas Sosial, BPBD dan Tagana selalu siaga di lokasi ambruknya tanggul, karena hingga Jumat (24/5) malam masih ada empat kepala keluarga (KK) yang tetap bertahan di rumah yang rusak.

"Mereka sudah dibujuk agar keluar rumah, karena kondisi daerahnya berbahaya, namun tidak mau. Makanya petugas berjaga-jaga di lokasi," katanya.

Tanggul atau yang dikenal sebagai turap di RT 15, Dusun Pantai, Desa Singa Geweh, Kecamatan Sangatta Selatan, Kamis (23/5) ambruk sepanjang sekitar 100 meter mengakibatkan dua rumah warga rusak total, lima lainnya rusak dan 50-an lebih penghuni harus diungsikan.

Turap sepanjang 530 meter itu dibangun Pemkab Kutai Timur tahun 2007 dengan menelan dana APBD sebesar Rp20,5 miliar. Sebelumnya Kepala Desa Singa Geweh Suhariyanto memperingatkan jika turap akan ambruk karena kondisinya rusak dan longsor. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013