Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan munculnya Peraturan Presiden No.86/2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) adalah untuk mencari atlet muda berbakat yang berkelanjutan dengan target parameter Olimpiade dan Paralimpiade.
Penduduk Indonesia 267 juta lebih tetapi kesulitan mencari telenta atau bibit-bibit yang berbakat, kata Menpora saat membuka acara sosialisasi Perpres No.86/2021 tentang DBON di Hotel Sunan Solo, Jateng, Minggu malam.
Menpora mengatakan ada negara-negara yang miskin tetapi atletnya berprestasi seperti Jamaika, karena negara ini, konsentrasinya di atletik. Karenanya Indonesia akan fokus pada 12 cabang olahraga dengan mengandalkan tehnik dan akurasi.
Menpora mencontohkan cabang olahraga panjat tebing karena Indonesia mempunyai atlet juara dunia, sedangkan lainnya bulu tangkis, panahan, dan angkat besi. Hal-hal seperti ini, kata dia, diatur dengan harapan prestasi akan baik, berjenjang dan perkesinambungan.
"Kami berharap dengan sosialisasi ini, dari provinsi, kota dan kabupaten yang hadir bisa segera mengetahui tentang Perpres No.86, dan disosialisasikan di lingkungannya terlebih dahulu. Kami masih melakukan sosialisasi kebijakan dan belum berbicara tentang implementasi," kata Menpora.
Menurut Menpora karena Perpres tersebut barang baru, maka perlu disosialisasikan dan dikoordinasikan di tingkat pusat yang dipimpin oleh Wakil Presiden, dan Menpora sebagai pelaksana harian. Pada tingkat provinsi ketuanya oleh gubernur, kabupaten oleh bupati dan kota oleh wali kota.
"Kami mohon dukungannya karena di tingkat pusat PWI sudah bekerja sama untuk melakukan sosialisasi. Kami mengejar waktu targetnya jelas Olimpiade per Olimpiade. Olimpiade Paris 2024 sudah dekat. Sehingga target itu agar tercapai, persiapan-persiapan menuju ke Olimpiade agar dilakukan sebaik-baiknya," kata Menpora.
Kegiatan sosialisasi DBON untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah, di Solo digelar UNS Surakarta dan Unnes Semarang.
Sementara Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Sinung N. Rachmadi mengatakan DBON momentum yang sangat tepat mengubah paradigma dalam pembinaan, pengembangan dan keberpihakan terhadap pembangunan olahraga.
Karena, kata dia, dalam pembangunan olahraga bukan hanya mencetak dan membina atlet-atlet mulai dari usia dini hingga berprestasi, tetapi membudayakan menjadi sebuah perilaku kebutuhan. DBON ini, juga mengakomodir soal tingkat kebugaran masyarakat. Serta berpihak pada para atlet berprestasi dan masa usai berprestasi.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mendukung penuh adanya DBON dan Solo siap menjadi salah satu destinasi untuk wisata olahraga karena meski kota kecil tetapi sangat lengkap untuk venue olahraganya.
Rektor UNS Surakarta Prof Jamal Wiwoho mengatakan ia mengapresiasi lahirnya Perpres No.86/2021 tentang DBON.
"Saya waktu kecil mempunyai impian negara-negara miskin di dunia tetapi prestasi olahraganya luar biasa. Indonesia sekarang sudah tercapai karena ada DBON. Hal ini suatu tahapan bagaimana Indonesia bisa naik ke puncak karena parameter dunia yakni Olimpiade dan Paralimpiade."
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
Penduduk Indonesia 267 juta lebih tetapi kesulitan mencari telenta atau bibit-bibit yang berbakat, kata Menpora saat membuka acara sosialisasi Perpres No.86/2021 tentang DBON di Hotel Sunan Solo, Jateng, Minggu malam.
Menpora mengatakan ada negara-negara yang miskin tetapi atletnya berprestasi seperti Jamaika, karena negara ini, konsentrasinya di atletik. Karenanya Indonesia akan fokus pada 12 cabang olahraga dengan mengandalkan tehnik dan akurasi.
Menpora mencontohkan cabang olahraga panjat tebing karena Indonesia mempunyai atlet juara dunia, sedangkan lainnya bulu tangkis, panahan, dan angkat besi. Hal-hal seperti ini, kata dia, diatur dengan harapan prestasi akan baik, berjenjang dan perkesinambungan.
"Kami berharap dengan sosialisasi ini, dari provinsi, kota dan kabupaten yang hadir bisa segera mengetahui tentang Perpres No.86, dan disosialisasikan di lingkungannya terlebih dahulu. Kami masih melakukan sosialisasi kebijakan dan belum berbicara tentang implementasi," kata Menpora.
Menurut Menpora karena Perpres tersebut barang baru, maka perlu disosialisasikan dan dikoordinasikan di tingkat pusat yang dipimpin oleh Wakil Presiden, dan Menpora sebagai pelaksana harian. Pada tingkat provinsi ketuanya oleh gubernur, kabupaten oleh bupati dan kota oleh wali kota.
"Kami mohon dukungannya karena di tingkat pusat PWI sudah bekerja sama untuk melakukan sosialisasi. Kami mengejar waktu targetnya jelas Olimpiade per Olimpiade. Olimpiade Paris 2024 sudah dekat. Sehingga target itu agar tercapai, persiapan-persiapan menuju ke Olimpiade agar dilakukan sebaik-baiknya," kata Menpora.
Kegiatan sosialisasi DBON untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah, di Solo digelar UNS Surakarta dan Unnes Semarang.
Sementara Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Sinung N. Rachmadi mengatakan DBON momentum yang sangat tepat mengubah paradigma dalam pembinaan, pengembangan dan keberpihakan terhadap pembangunan olahraga.
Karena, kata dia, dalam pembangunan olahraga bukan hanya mencetak dan membina atlet-atlet mulai dari usia dini hingga berprestasi, tetapi membudayakan menjadi sebuah perilaku kebutuhan. DBON ini, juga mengakomodir soal tingkat kebugaran masyarakat. Serta berpihak pada para atlet berprestasi dan masa usai berprestasi.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mendukung penuh adanya DBON dan Solo siap menjadi salah satu destinasi untuk wisata olahraga karena meski kota kecil tetapi sangat lengkap untuk venue olahraganya.
Rektor UNS Surakarta Prof Jamal Wiwoho mengatakan ia mengapresiasi lahirnya Perpres No.86/2021 tentang DBON.
"Saya waktu kecil mempunyai impian negara-negara miskin di dunia tetapi prestasi olahraganya luar biasa. Indonesia sekarang sudah tercapai karena ada DBON. Hal ini suatu tahapan bagaimana Indonesia bisa naik ke puncak karena parameter dunia yakni Olimpiade dan Paralimpiade."
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021