Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kemajuan proyek pola kontrak tahun jamak (MYC) jalan Kaliorang-Batu Lepok-Talisayan (Kalibata) cukup bagus dan Juni 2013 mulai pengaspalan, kecuali segmen I yang dikerjakan perusahaan Brantas Abipraya dan Mahir Jaya KSO, yang persentase pekerjaannya masih rendah,  yakni 28 persen.   

Setelah beristirahat semalam di Sangatta, pukul 10.00 Wita 24 Maret 2013, rombongan melanjutkan perjalanan ke rute utama napak tilas, yakni ruas jalan Kaliorang-Batu Lepok-Talisayan.

Sama halnya perjalanan pada 2-5 Juni 2011 silam, rute Sangatta-Simpang Perdau-Bengalon-Simpang Kaliorang tak banyak mengalami perubahan. Titik-titik longsor bertebaran di sepanjang jalan. Demikian pula lubang, saking banyaknya sulit untuk menghitung dan mengingatnya. 

Di sepanjang jalan banyak ditemukan tulisan "Hati-hati 100 meter longsor". Kaca mobil juga harus selalu ditutup, karena debu tebal beterbangan, siap membuat sesak nafas orang yang menghirupnya.

Satu-satunya ruas yang agak mulus adalah setelah Simpang Perdau hingga menjelang Kecamatan Bengalon. Tapi itu pun tak terlampau panjang, karena setelah itu rombongan bertemu dengan jalan rusak kembali.

Memasuki simpang Kaliorang baru rombongan bertemu dengan ruas jalan yang lebar. Ini rupanya segmen I ruas jalan Kalibata  yang dikerjakan kontraktor Brantas Abipraya dan Mahir Jaya KSO. Namun di sini anggota DPRD Kaltim asal Dapil IV, Wibowo Handoko, Artya Fathra Marthin dan H Saifuddin DJ dibuat kecewa lantaran kemajuan proyek MYC baru mencapai 28 persen.

"Kami minta Brantas Abipraya dan Mahir Jaya KSO bekerja lebih keras untuk mencapai target kemajuan fisik proyek ini. Tambah jam kerja, kerahkan alat secara maksimal dan sediakan material yang cukup, sehingga akhir 2013 segmen I sudah beraspal mulus," kata Wibowo Handoko, anggota komisi III asal Dapil IV.

Sedangkan Artya Fathra Marthin, anggota Komisi III asal Dapil IV lainnya, meminta Dinas PU Kaltim mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila Brantas Abipraya dan Mahir Jaya KSO tidak bisa memenuhi target pekerjaan fisik sesuai surat perintah kerja (SPK).

"Kami ke sini untuk melihat secara langsung kemajuan fisik yang telah dicapai, sesuai fungsi pengawasan DPRD Kaltim. Terus terang kami kecewa karena progress di segmen I tak sesuai harapan," kata Artya Fathra Marthin.

Anggota Komisi III asal Dapil IV lainnya, Gamalis, meskipun tak sempat ikut rombongan napak tilas, namun dia berpesan agar kontraktor segmen I menggenjot pekerjaannya.

"Rakyat di Kalibata sangat mengharapkan ruas jalan ini dapat selesai tepat waktu, karena itu kontraktor tidak boleh bekerja apa adanya. Kondisi cuaca jangan dijadikan alasan untuk bekerja santai," ujar Gamalis.

Sedangkan Saifuddin DJ mantan anggota Komisi III asal Dapil IV yang kini sudah berpindah ke komisi I mengatakan,  niat 55 anggota DPRD Kaltim, khususnya yang berasal dari Dapil IV memperjuangkan ruas jalan Kalibata adalah agar jalur ini bisa menjadi alternatif masyarakat dari Samarinda-Kutim-Berau, yakni  melalui Simpang Perdau (Bengalon)-Kaliorang-Kaubun-Batu Lepok (Karangan)-Lenggo (Batu Putih)-Talisayan-Tanjung Redeb.

Jalur ini jauh lebih dekat jaraknya dibanding dengan jalur lama, yakni Simpang Perdau (Bengalon)-Muara Wahau-Kelay-Labanan-Tanjung Redeb.  Bedanya bisa tiga jam. Kalau lewat Muara Wahau bisa 13 jam, tapi kalau lewat Kaliorang ini paling cuma 10 jam.

"Tapi tentunya proyek MYC Kalibata ini harus selesai tepat waktu pada akhir 2013. Kami akan cek kembali,  apakah Juni 2013 benar-benar sudah pengaspalan sesuai janji kontraktor," kata Saifuddin. (Humas DPRD Kaltim/adv/m imron rosyadi/bersambung)

Pewarta:

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013