Ratu Belanda, Maxima Zorreguieta Cerruti, mengapresiasi perusahaan teknologi dan ride-hailing Indonesia, Gojek, pada gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Roma, Italia.
Ia menyebut perusahaan tersebut merupakan contoh inspiratif untuk membangkitkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). menggunakan ekosistem digital.
"Salah satu dari banyak contoh inspiratif yang saya lihat adalah di Indonesia. Namanya Gojek. Gojek adalah aplikasi transportasi online yang menggunakan ekosistem digitalnya untuk membantu usaha kecil mendigitalkan manajemen inventaris, pemasaran, pembayaran, kredit, dan penjualan mereka. Sekarang, tiba-tiba, UKM ini terhubung ke dunia yang lebih besar," kata Ratu Maxima, seperti dikutip dari keterangan pers, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan Ratu Maxima dalam kapasitasnya sebagai Advokat Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Keuangan Inklusif untuk Pembangunan (UNSGSA) dan sebagai Pelindung Kehormatan Kemitraan Global G20 untuk Keuangan Inklusif (GPFI).
Ratu Maxima mengkaji cara terbaik dalam mendukung UMKM dan usaha yang dipimpin perempuan pulih dari dampak pandemi COVID-19.
Menurutnya, UMKM tertinggal dalam adopsi teknologi digital yang mengakibatkan hilangnya peluang. Hal itu merupakan tantangan bagi ekonomi maju dan ekonomi berkembang.
Pengalaman menunjukkan bahwa digitalisasi membuat bisnis lebih efisien dan membantu mereka mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja yang berkembang di banyak negara, serta membuka pasar baru.
Lebih lanjut Ratu Maxima menambahkan, banyak dari UMKM ini yang membuat lompatan ke depan dan memperluas bisnis di luar kehadiran fisik mereka. Inovasi seperti ini membutuhkan akses luas ke barang publik digital dan pengembangan keterampilan digital.
"Ini membawa saya ke area tindakan kedua yaitu investasi dalam keterampilan dan kemampuan. Di mana-mana, pengusaha, karyawan, dan sektor pendidikan harus beradaptasi dengan teknologi dan kondisi pasar baru. Mencocokkan penawaran dan permintaan di pasar tenaga kerja adalah kebutuhan yang mendesak dan itu tidak berhenti di sekolah. Setiap orang perlu terus berkembang dan belajar," katanya.
Akses keuangan, imbuh Ratu Maxima, merupakan salah satu kendala yang paling sering dihadapi UMKM untuk mengembangkan bisnis mereka.
Menurutnya, UMKM membutuhkan berbagai layanan keuangan seperti pembayaran, ekuitas, utang jangka pendek dan panjang, tabungan dan asuransi, terutama untuk perusahaan baru dan perusahaan dengan prospek pertumbuhan besar.
Hal itu bisa didapatkan melalui bank, koperasi, maupun lending platform atau fintech.
"UKM yang kuat sangat penting untuk pertumbuhan yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. Perubahan iklim yang menjadi ancaman stabilitas keuangan global dan SDG's (Sustainable Development Goals) PBB sangat membutuhkan UKM yang tangguh dan produktif untuk mendukung tantangan ini," kata Ratu Maxima.
"Oleh karena itu, kita perlu mendongkrak kapabilitas dan prospek UKM. Kita harus membantu mereka berkembang dengan merangkul digitalisasi, berinvestasi dalam keterampilan, dan meningkatkan ekonomi keuangan," imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
Ia menyebut perusahaan tersebut merupakan contoh inspiratif untuk membangkitkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). menggunakan ekosistem digital.
"Salah satu dari banyak contoh inspiratif yang saya lihat adalah di Indonesia. Namanya Gojek. Gojek adalah aplikasi transportasi online yang menggunakan ekosistem digitalnya untuk membantu usaha kecil mendigitalkan manajemen inventaris, pemasaran, pembayaran, kredit, dan penjualan mereka. Sekarang, tiba-tiba, UKM ini terhubung ke dunia yang lebih besar," kata Ratu Maxima, seperti dikutip dari keterangan pers, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan Ratu Maxima dalam kapasitasnya sebagai Advokat Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Keuangan Inklusif untuk Pembangunan (UNSGSA) dan sebagai Pelindung Kehormatan Kemitraan Global G20 untuk Keuangan Inklusif (GPFI).
Ratu Maxima mengkaji cara terbaik dalam mendukung UMKM dan usaha yang dipimpin perempuan pulih dari dampak pandemi COVID-19.
Menurutnya, UMKM tertinggal dalam adopsi teknologi digital yang mengakibatkan hilangnya peluang. Hal itu merupakan tantangan bagi ekonomi maju dan ekonomi berkembang.
Pengalaman menunjukkan bahwa digitalisasi membuat bisnis lebih efisien dan membantu mereka mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja yang berkembang di banyak negara, serta membuka pasar baru.
Lebih lanjut Ratu Maxima menambahkan, banyak dari UMKM ini yang membuat lompatan ke depan dan memperluas bisnis di luar kehadiran fisik mereka. Inovasi seperti ini membutuhkan akses luas ke barang publik digital dan pengembangan keterampilan digital.
"Ini membawa saya ke area tindakan kedua yaitu investasi dalam keterampilan dan kemampuan. Di mana-mana, pengusaha, karyawan, dan sektor pendidikan harus beradaptasi dengan teknologi dan kondisi pasar baru. Mencocokkan penawaran dan permintaan di pasar tenaga kerja adalah kebutuhan yang mendesak dan itu tidak berhenti di sekolah. Setiap orang perlu terus berkembang dan belajar," katanya.
Akses keuangan, imbuh Ratu Maxima, merupakan salah satu kendala yang paling sering dihadapi UMKM untuk mengembangkan bisnis mereka.
Menurutnya, UMKM membutuhkan berbagai layanan keuangan seperti pembayaran, ekuitas, utang jangka pendek dan panjang, tabungan dan asuransi, terutama untuk perusahaan baru dan perusahaan dengan prospek pertumbuhan besar.
Hal itu bisa didapatkan melalui bank, koperasi, maupun lending platform atau fintech.
"UKM yang kuat sangat penting untuk pertumbuhan yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. Perubahan iklim yang menjadi ancaman stabilitas keuangan global dan SDG's (Sustainable Development Goals) PBB sangat membutuhkan UKM yang tangguh dan produktif untuk mendukung tantangan ini," kata Ratu Maxima.
"Oleh karena itu, kita perlu mendongkrak kapabilitas dan prospek UKM. Kita harus membantu mereka berkembang dengan merangkul digitalisasi, berinvestasi dalam keterampilan, dan meningkatkan ekonomi keuangan," imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021