Sangatta (ANTARA Kaltim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, melaporkan telah terjadi aliran air bah setinggi 40-50 sentimeter yang cukup deras yang berasal dari aliran tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Kejadian Jumat sekitar pukul 18.15 Wita, menerjang pemukiman warga Jalan Kapur RT 05 Dusun Kabo Jaya, Desa Swargabara, Kecamatan Sangatta Utara.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur, H.Zainuddin Aspan, melalui Kepala Bidang Penanggulangan Kedaruratan Logistik dan Perlengkapan HM.Syafranuddin, Sabtu mengatakan, air bah yang menerjang rumah warga sangat deras melewati sebuah sungai kecil kemudian masuk ke sungai Sangatta.

Akibat terjangan air bercampur lumpur yang cukup deras itu, mengakibatkan 1 buah jembatan kayu rusak, satu tiang listrik sekitar beberapa meter dari salah satu rumah warga yang berada di pinggir sungai miring dan beberapa titik sungai longsor, kata Syfarnanuddin,Sabut,(16/3).

Menurut Syafranuddin, air dan lumpur yang diperkirakan berasal dari dua titik bekas tambang Pit Surya sekitar beberapa kilometer dari kota Sangatta,baru mulai surut sabtu pagi, sekitar pukul 06.00 wita.

BPBD masih menunggu data laporan staf dilapangan untuk mengetaui kerusakan yang ditimbulkan luapan air dan lumpur akibat jebolnya tanggul tersebut, untuk disampaikan kepada pemerintah dan pihak perusahaan Kaltim Prima Coal.

"Pihak KPC hari ini juga turun melakukan penanganan agar tidak lagi terjadi hal demikian,karena akan mengancam kerusakan lingkungan dan mengakibatkan abrasi sungai "kata Ifan, panggilan HM. Syafranuddin.

Sementara Ketua Rukun Tetangga (RT) 05, Stevanus mengatakan, banjir lumpur terjadi menjelang magrib, pada Jumat sore. Airnya tidak terlalu besar, namun cukup deras, warnanya agak coklat karena bercampur lumpur dengan air.

"Tidak ada korban jiwa, namun derasnya aliran lumpur mengakibatkan jembatan di Gang Odah Etam rusak karena tidak mampu menahan beban. Jembatannya kecil sedangkan beban air dan lumpur kuat tekanannya makanya rusak," kata Stevanus.

Stevanus mengatakan, air tidak terlalu besar namun sangat deras. Saya sudah melakukan pendataan dan foto untuk dilaporka ke Kantor Kepala Desa Swargabara. Sampai hari ini pihak perusahaan KPC belum ada yang datang melihat kondisi kerusakan sungai dan jembatan.

Sejumlah warga RT 05, yang mengaku menyasikan langsung datangnya air bah secara tiba-tiba cukup deras bercampur lumpur menerjang dan merusak jembatan yang dan meluap hingga ke beberapa halaman rumah -rumah warga disekitar.

"Kejadiannya hari jumat sore sekitar setengah tujuh sebelum magrib, airnya deras masuk ke halaman rumah setinggi dada saya,"kata Sulastri warga RT 05 Gang Odah Etam Jalan Kapur Dusun Kabo Desa Swargabara, Sabtu.

Menurut Sulastri mengatakan, sudah sering terjadi aliran air lumpur dari bekas tambang KPC, namun yang kemarin itu paling besar. Bahkan air dan lumpur meluber sampai ke rumah tetangga, makanya saya sangat ketakutan.

Airnya setinggi dada saya, sangat deras kemudian hanya beberapa lama saya melihat jembatan yang dibelakang rumah saya runtuh, arusnya semakin deras, kata Sulastri, menunjuk bekas-bekas banjir dihalaman rumahnya,Sabtu.

Menurut Sulastri ditemani warga lainnya Jauhari dan Salasia, banjir lumpur terjadi selama sekitar dua jam, namun sangat deras, setelah itu kemudian mulai turun lagi juga secara tiba-tiba. Tidak lama kemudian pak RT datang melihat warga.

Belum diperoleh keterangan resmi dari pihak PT Kaltim Prima Coal (KPC) untuk mengklarifikasi aliran banjir lumpur yang melanda warga RT 05, Jumat sore,15/3 kemarin.

Manager External Relation PT Kaltim Prima Coal (KPC) Hasrul Sani, saat dihubungi melalui ponsel pribadinya, Sabtu, tidak diangkat. Sedangkan konfirmasi ANTARA,melalui pesan singkat (sms) penyebab terjadi aliran air bercampur lumpur ke sungai, namun juga tidak dijawab. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013