Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Pelatih Persiba Balikpapan Herry Kiswanto melayangkan surat pengunduran dirinya kepada Manajemen Persiba Balikpapan.

"Suratnya sudah kami terima, ditujukan kepada Ketua Umum Persiba H Sjahril HM Taher," kata Irfan Taufik, Sekretaris Umum Persiba, Jumat.

Bersama Kang Herry, panggilan akrab dari pelatih Arema Rachmad Darmawan kepadanya, juga turut mundur asisten pelatih Fajar Budianto. Fajar direkrut Persiba karena rekomendasi Herry Kiswanto.

"Maaf, saya mau istirahat dulu bersama dengan keluarga," kata libero terbaik Indonesia di tahun 80-an itu dalam pesan pendek kepada wartawan.

Herry Kiswanto pulang ke Karawang. Namun karena Ketua Umum sedang berada di Jakarta untuk Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada 17 Maret ini, surat itu baru akan ditanggapi sepulangnya Ketua Umum dari KLB.

Untuk menanggapi surat itu pengurus akan menggelar rapat yang keputusannya adalah menerima atau menolak pengunduran diri tersebut.

"Jadi status Herry Kiswanto belum kami putuskan, apalagi saat ini tim dan kompetisi ISL sedang libur. Harapan saya sih Herry Kiswanto masih meneruskan programnya usai libur ini, setidaknya sampai diputuskan nanti statusnya oleh manajemen," papar Irfan Taufik.

Herry Kiswanto sebelumnya adalah pelatih Persiraja Banda Aceh. Di Persiba ia menggantikan Hans Peter Schaller, pelatih asal Austria yang dinilai pengurus gagal membuat Persiba berprestasi di Inter Island Cup.

Alasan Herry Kiswanto memilih mundur antara lain karena tekanan publik sepakbola Balikpapan menyusul rangkaian hasil buruk yang diterima Beruang Madu dalam empat pertandingan sebelum kemenangan 3-1 dari Persidafon Dafonsoro.

Keempat hasil yang dianggap negatif itu hasil seri 3-3 lawan Persepam Madura di kandang sendiri, hasil yang dianggap ironis oleh para suporter karena Persiba unggul 3-2 hingga menit ke-94, sebelum gol Zainal Arif di menit ke-95 menyamakan kedudukan menjadi 3-3.

Setelah itu Persiba kalah dua kali dengan skor masing-masing 0-2 atas Persipura Jayapura dan Persiwa Wamena. Balik ke kandang, Beruang Madu nyaris kalah seandainya Moustapha El Kassa tak mencetak gol penyeimbang kedudukan 2-2 lawan Persiram Raja Ampat.

Suporter yang geram menuntut manajer untuk mengganti pelatih setelah hasil imbang 2-2 lawan Persiram. Mereka meneriakkan yel-yel "ganti pelatih" di sisa 5 menit pertandingan lawan Persiram tersebut.

"Padahal kami mengalahkan tim besar Arema 1-0, juga Persela 2-1, menahan imbang Sriwijaya FC 1-1, malah sebelumnya unggul 0-1 dari tim juara itu, seri 0-0 di Bandung lawan Pelita Bandung Raya. Mohon itu dilihat juga," tutur Herry Kiswanto dalam jumpa pers usai pertandingan lawan Persidafon, Rabu(13/3).

Pelatih 48 tahun ini juga mengingatkan bahwa banyak pemainnya belum berpengalaman di level tertinggi sepakbola Indonesia tersebut. Tim juga baru saling mengenal, baik antarpemain maupun dengan pelatih.

"Saya masih mencari komposisi yang paling pas untuk mendapatkan hasil terbaik," katanya. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013