Nunukan (ANTARA Kaltim) - Nelayan budidaya di Kampung Nelayan Kelurahan Mansapa Kecamatan Nunukan Selatan, Nunukan, Kalimantan Timur, kesulitan memanen rumput lautnya karena air laut surut.

Laode Alam, salah seorang nelayan budidaya rumput laut di perkampungan Nelayan tersebut, Senin, mengatakan, air laut surut telah terjadi sejak seminggu lalu di mana sungai yang mengelilingi perkampungan itu kering kerontang sehingga perahu tidak bisa melintas.

"Sungai satu-satunya yang menjadi perlintasan perahu nelayan yang mengelilingi perkampungan (nelayan) menjadi kering. Jadi kita tidak bisa ke laut memanen rumput laut atau mencari ikan," ujarnya.

Ia menambahkan, selama seminggu ini para nelayan hanya membenahi segala perlengkapan yang dibutuhkan seperti mengecat atau menempel bagian perahu yang bocor, memperbaiki penjemuran, menambah botol pelampung atau membenahi jaring penjemuran.

Laode Alam menegaskan, situasi kekeringan sungai ini terjadi dua kali sebulan disebabkan jalur yang menghubungkan sungai dengan laut mengalami pengdangkalan.

Akibat pada saat air laut pasang membawa lumpur ditambah kotoran rumput laut yang mengalir keluar tidak terbawa arus air laut pada saat sutur sehingga menumpuk dan menyebabkan pengdangkalan, jelasnya.

Sementara itu, nelayan rumput laut lainnya bernama Andi Abubakar, menyatakan selama air laut surut memanfaatkan waktunya membenahi tali bentangan persiapan budidaya kembali menjelang air laut pasang yang diperkirakan dua hari lagi.

Di samping itu, lanjut dia, sejak air laut surut (turun) memanfaatkan mencari ikan di laut karena memang memiliki peralatan tangkap sehingga tidak kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sepanjang air surut berlangsung.

"Kalau saya kerjakan dua-duanya yaitu nelayan budidaya dan nelayan tangkap. Jadi kalau air laut turun (Surut) saya mencari ikan dan apabila air laut naik lagi ke laut memanen dan membudidaya rumput laut," ucapnya.

Tetapi, kata dia, situasi seperti itu tidak mengagetkan lagi para nelayan di perkampungan nelayan tersebut karena kondisinya memang sudah seperti itu.

Beberapa nelayan lain yang ditemui mengatakan, bagi nelayan yang rumput lautnya memasuki masa panen terpaksa melakukan panen tanpa harus menunggu air laut pasang.

Sebab jika dibiarkan, kata mereka, rumput laut miliknya habis terbawa arus.

"Kalau sudah masuk masa panen baru kita tidak secepatnya ambil dipastikan habis patah-patah dan terbawa arus air laut," ujarnya.

"Kami parkir dulu perahu di luar sana, nanti air laut naik (pasang) baru bawa masuk," kata salah satu sambil menunjuk ke arah perahunya yang terparkir berisi rumptu laut. (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013