Gabungan Kelompok Tani Desa Waimital Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku, sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah setempat berupa pupuk organik Decomposer MA-11 guna meningkatkan perekonomian mereka terutama hasil panen padi.

"Kami sangat mengharapkan bantuan Pemda Seram Bagian Barat (SBB) agar bagaimana caranya kita para petani bisa mendapatkan MA-11 guna meningkatkan hasil panen diwaktu yang akan datang," kata Ketua Gapoktan Desa Waimisal Junaidi, di Piru, Kabupaten SBB, Jumat.

Menurut dia, bantuan pupuk organik sangat penting bagi para petani Desa Waimital yang tergabung dalam Gapoktan yang jumlah anggotanya 500 orang, guna ikut meningkatkan ekonomi di daerah tersebut apalagi masih dilanda pandemi COVID-19.

Dia juga mengharapkan pihak Pemerintah SBB dapat membuka akses pasar agar produksi padi di Desa Waimital bisa dipasarkan sesuai dengan yang diharapkan, kemudian bisa mendorong para petani yang lain lebih bergairah lagi.

Junaidi menjelaskan, hasil panen padi di lahan sawah percontohan dengan mempergunakan MA-11 hasil kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku cukup menggembirakan, yakni pada lahan satu hektar menghasilkan 10,2 ton beras. "Sangat menguntungkan dan sangat berberbeda dengan hasil panen pertama yang mempergunakan pupuk kimia hanya mengasilkan 5,4 ton saja," katanya.

Ia menjelaskan, saat kegiatan panen padi bersama para petani yang dihadiri oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Noviarsano Manullang dan Bupati SBB Timotius Akerina pada Rabu (13/10), didapatkan hasil panen dari lahan dua hektar menghasilakn 22 ton beras.

Anggota kelompok tani lainnya, Andi yang dipercayakan BI Maluku sebagai perwakilan Dempot pertanian terpadu klaster padi Gemba Desa Waimital, menyatakan bahwa teknologoi budidaya pada sawah dengan menggunakan Decomposer MA-11 telah meningkatkan hasil panen padi dengan mempergunakan MA-11.

"Yang jelas pupuk organik MA-11 sangat membantu para petani di daerah yang sekarang ini dihadapkan dengan masalah pupuk yang sangat sulit di dapat. Kemudian dengan adanya MA-11 ini juga mengurangi pemanfaatan pupuk kimia," ujarnya.

Karena itu diharapkan dari Pemerintah setempat untuk membantu para petani bagaimana caranya guna mendapatkan MA-11, karena bantuan dari BI Maluku sifatnya hanya memperkenalkan dan mengedukasi para petani dengan pupuk organik tersebut. Namun, ia mengatakan petani di daerah tersebut sulit untuk mendapatkan MA-11 itu.

"Paling tidak Pemerintah SBB meningkatkan kerja sama lagi dengan BI Maluku untuk bisa atau bagaimana bisa membangun satu Laborarorium di Desa Waimital sehingga kita mudah untuk mendapatkan MA-11," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Bupati SBB Timotius Akerina mengatakan akan melakukan kerja sama dengan BI Maluku guna peningkatan kapasitas para petani di Desa Waimital.

"Terutama yang menyangkut dengan keperluan para petani, termasuk akses pasar. Jadi kita juga akan meminta tanggapan Bulog Maluku terkait hasil panen di Desa Waimital, dan juga di bidang perikanan terutama kelompok nelayan ikan tuna, agar peningkatan perekonomian di SBB bisa berjalan ditingkat petani maupun nelayan," katanya.

Pewarta: Simon Lolonlun

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021