Sentra Kopi Liberika di Kepulauan Meranti yang dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diresmikan penggunaannya oleh Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil, Selasa (5/10), dan diharapkan bisa meningkatkan produksi kopi setempat.

Plt Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UKM Kepulauan Meranti Syahril di Selatpanjang, Rabu, mengatakan pembangunan sentra kopi yang berada di Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti, guna mempercepat penyebaran dan pemerataan pembangunan industri.

Perkebunan kopi masyarakat di Kecamatan Rangsang Pesisir saat ini sekitar 775 hektare dengan produksi rata-rata per hektare mencapai 800 kg per tahun. Dari situ keuntungan penjualan kopi petani per hektare sebesar Rp2,5 juta per bulan.

Syahril berharap sentra kopi ini bisa memberikan semangat dan kreativitas pelaku usaha dalam meningkatkan produksi kopi. 

"Tujuan dari pembangunan Sentra Kopi Liberika ini supaya memiliki ruang yang memadai untuk mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas kopi," ujar Syahril.

Selain itu, lanjutnya, Sentra Kopi ini juga untuk meningkatkan produktivitas hasil olahan kopi, memperluas jaringan pemasaran, mempermudah pengembangan, pembinaan kepada pelaku usaha kopi serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, dan juga menambah pendapatan asli daerah.

"Keberhasilan pembangunan Sentra Kopi Liberika ini tak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Semoga pembangunan Sentra Industri Kopi ini membawa kemajuan dan pertumbuhan ekonomi yang baik khususnya bagi masyarakat Rangsang Pesisir," ungkapnya.

Sementara Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil menyebutkan saat ini kopi Liberika telah menjadi potensi sumber daya alam untuk mendongkrak ekonomi masyarakat Meranti dari sektor perkebunan, setelah sagu, kelapa dan pinang.

Karakteristik dan keunikan yang dimiliki oleh Kopi Liberika Meranti seperti aroma yang khas, bentuk buah yang lebih besar dan aman untuk lambung jika dikonsumsi.  Hal itu menjadikan nilai jual kopi ini meningkat dan diminati pasar domestik maupun luar negeri.

Kopi khas Kepulauan Meranti ini memiliki cita rasa coklat yang tercipta karena tumbuh di dataran rendah gambut yang bercampur air laut sehingga mempengaruhi rasa.

Saat ini permintaan pasar dari Malaysia atas Kopi Liberika Meranti ini telah bermula sekitar tahun 1985. Bahkan sejak tahun 1990, 80 persen hasil perkebunan kopi Liberika ini dijual ke Malaysia lewat aktifitas lintas batas.

"Namun sayangnya, kopi yang kita jual ke Malaysia ini bukan hanya dijual di pasar lokal Malaysia saja. Tetapi juga diekspor lagi hingga ke Eropa dengan pengakuan sebagai produk Malaysia. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian kita bersama, bagaimana kopi Liberika Meranti ini bisa merambah pasar internasional tersebut," kata Adil.
 

Pewarta: Rahmat Santoso

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021