Samarinda (ANTARA Kaltim) - Warga Tionghoa di Samarinda, menyambut pergantian tahun baru atau Imlek secara sederhana.
"Perayaan Imlek tahun ini memang sedikit berbeda dari tahun sebelumnya sebab sekarang tidak terlihat ada pesta yang meriah seperti tahun lalu," ungkap salah seorang petugas Klenteng Tiang Ie kong, Aguan, Rabu.
Walaupun akan berlangsung secara sederhana kata Aguan, puncak perayaan Imlek yang akan berlangsung pada hari Minggu (10/2) akan dihadiri ribuan umat Buddha.
Selain warga Samarinda, puncak perayaan tahun baru itu lanjut dia akan dihadiri warga dari beberapa kabupaten/kota di Kaltim.
"Pada setiap perayaan Imlek, warga Tionghoa dari berbagai kabupaten/kota di Kaltim hadir. Walaupun akan diramaikan oleh umat Buddha dari berbagai daerah, perayaan Imlek kali ini juga tidak akan diwarnai pesta kembang api seperti tahun lalu. Beberapa tahun sebelumnya, perayaan Imlek memang dimeriahkan berbagai kegiatan, termasuk pesta kembang api," kata Aguan.
Prosesi pembersihan klenteng sebagai persiapan menyambut Imlek lanjut Aguan, berlangsung sejak sepekan lalu.
Prosesi pencucian 10 patung dewa di klenteng yang dibangun pada tahun 1905 itu telah berlangsung pada hari Minggu (3/2).
"Hari ini (Rabu) hanya kegiatan bersih-bersih dan pemasangan lampion. Puncak Imlek akan berlangsung pada Sabtu malam (9/2) hingga Minggu," ungkap Aguan.
Sebagai umat Buddha, Aguan berharap perayaan pergantian tahun baru bagi warga Tionghoa tersebut sebagai momentum untuk introspeksi diri.
Pergantian tahun baru imlek yang diartikan juga sebagai pergantian tahun naga ke ular lanjut Aguan bermakna kelahiran.
"Makna shio ular yakni kelahiran sehingga kami berharap pada perayaan Imlek kali ini warga Tionghoa melakukan introspeksi agar ke depan bisa berbuat lebih baik dari sebelumnya. Kami juga berharap agar bangsa ini tetap dalam lindungan yang maha kuasa dan masyarakatnya bisa makmur," kata Aguan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Perayaan Imlek tahun ini memang sedikit berbeda dari tahun sebelumnya sebab sekarang tidak terlihat ada pesta yang meriah seperti tahun lalu," ungkap salah seorang petugas Klenteng Tiang Ie kong, Aguan, Rabu.
Walaupun akan berlangsung secara sederhana kata Aguan, puncak perayaan Imlek yang akan berlangsung pada hari Minggu (10/2) akan dihadiri ribuan umat Buddha.
Selain warga Samarinda, puncak perayaan tahun baru itu lanjut dia akan dihadiri warga dari beberapa kabupaten/kota di Kaltim.
"Pada setiap perayaan Imlek, warga Tionghoa dari berbagai kabupaten/kota di Kaltim hadir. Walaupun akan diramaikan oleh umat Buddha dari berbagai daerah, perayaan Imlek kali ini juga tidak akan diwarnai pesta kembang api seperti tahun lalu. Beberapa tahun sebelumnya, perayaan Imlek memang dimeriahkan berbagai kegiatan, termasuk pesta kembang api," kata Aguan.
Prosesi pembersihan klenteng sebagai persiapan menyambut Imlek lanjut Aguan, berlangsung sejak sepekan lalu.
Prosesi pencucian 10 patung dewa di klenteng yang dibangun pada tahun 1905 itu telah berlangsung pada hari Minggu (3/2).
"Hari ini (Rabu) hanya kegiatan bersih-bersih dan pemasangan lampion. Puncak Imlek akan berlangsung pada Sabtu malam (9/2) hingga Minggu," ungkap Aguan.
Sebagai umat Buddha, Aguan berharap perayaan pergantian tahun baru bagi warga Tionghoa tersebut sebagai momentum untuk introspeksi diri.
Pergantian tahun baru imlek yang diartikan juga sebagai pergantian tahun naga ke ular lanjut Aguan bermakna kelahiran.
"Makna shio ular yakni kelahiran sehingga kami berharap pada perayaan Imlek kali ini warga Tionghoa melakukan introspeksi agar ke depan bisa berbuat lebih baik dari sebelumnya. Kami juga berharap agar bangsa ini tetap dalam lindungan yang maha kuasa dan masyarakatnya bisa makmur," kata Aguan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013