Paket peralatan Kilang Balikpapan berupa disengager atau stripper (pemisah), dan regenerator telah tiba di pelabuhan Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di area Kilang Pertamina Balikpapan, Senin (23/8).
 

“Mestinya sudah tiba pada Januari 2021 lampau, tapi karena wabah COVID-19, baru dikirim akhir Juli lalu, dan sudah tiba sekarang,” jelas Direktur Pengembangan PT KPB Djoko Koen Soewito, Selasa 24/8.

Alat-alat tersebut dipesan PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) pada 2019 lampau dari Hyundai Heavy Industries, Korea Selatan, sebagai bagian dari peralatan produksi untuk mendapatkan kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang sekurangnya sama dengan standar Euro 5.

Peralatan dengan berat 4.000 ton itu dibagi menjadi 9 sub-peralatan yang terdiri dari pembangkit (riser) and regenerated catalyst stand pipe, disengager/stripper (pemisah), spent catalyst stand pipe, regenerator tahap II. 

Lalu  regenerator tahap I,  withdrawal well, catalyst cooler stand pipe, cooled catalyst lift, dan expansion joint  (sambungan tambahan) antara 
regenerator pertama dan kedua.

Menurut Koen Soewito, bila peralatan itu semua sudah terpasang, akan menambah kemajuan fisik proyek sebesar 1,5 persen.

Soewito menambahkan, bahwa paket ini merupakan satu dari 47 peralatan yang membutuhkan proses manufaktur cukup lama.

Hyundai Heavy Industries membuatnya dalam 2 tahun dari sejak pertama kontrak pesanan dibuat tahun 2019.

“Kami menyebutnya Long Lead Item (LLI),” lanjut Koen Soewito.

Paket peralatan ini merupakan bagian penting dalam unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), atau bagian untuk mengolah residu minyak mentah menjadi produk yang bernilai lebih tinggi, sehingga dapat meningkatkan keuntungan kilang.

Selain itu juga meningkatkan kualitas produk untuk memenuhi standar Euro 5 yang lebih ramah lingkungan.

Hingga akhir Juli 2021 lalu, kemajuan keseluruhan Proyek RDMP Balikpapan telah mencapai 37,82 persen.

Selain itu KPB juga sudah berhasil memasang peralatan untuk proses alkilasi (Alkylation Reactor Equipment) yang tingginya mencapai 49,65 meter, garis tengah 10 meter, dan berat 418 ton lebih.

Pekerja menggunakan crane berkapasitas 1600 ton untuk mengangkat reaktor tersebut.

Menurut Koen Soewito, fungsi utama unit ini adalah untuk mendapatkan produk alkilate yang beroktan tinggi sebagai bahan baku produk gasoline yang berkualitas tinggi.

Alkylation Reactor Equipment dipesat KPB pada 26 Juli 2019 dan semula direncanakan sudah sampai Balikpapan pada 19 Maret 2021.

“Sekarang sudah terpasang, memberikan kemajuan proyek 0,2 persen,” demikian Koen Soewito.

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021