Tana Paser (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, mengakui tim terpadu yang dibentuk kesulitan melakukan penertiban terhadap  para pengetap dan penimbun bahan bakar minyak (BBM) di Tana Paser.

"Tim terpadu sudah sering melakukan penertiban, tapi kami kesulitan  di lapangan ketika kami datang para pengetap maupun penimbun  pergi meninggalkan SPBU, tetapi begitu kami pergi mereka datang kembali,” kata  Bambang Purnomo, Kasubag Administrasi Sarana Bagian Ekonomi Setda  Paser, Senin (21/1).

Tim terpadu  yang dibentuk Pemda Paser  beranggotakan instansi lain seperti  TNI AD dari Kodim 0904/TNG , Polres Paser dan  Kejaksaan. Dengan tugas menertibkan para pengetap dan penimbun BBM.
Menurtu Bambang, Tim Terpadu sudah berkali-kali minta dilibatkan dalam pengukuran  jumlah BBM bersubsidi yang masuk ke SPBU, tetapi tak ada jawaban.

"Berapa jumlah BBM bersubsidi yang dikirim dari Balikpapan, kami tidak tahu. Memang di tangki truk BBM itu mencantumkan   jumlah volumenya,  tapi mana  kami tahu, berapa yang masuk di SPBU," katanya.

Diakui  Bambang, Pemda Paser  sudah menggunakan BBM non subsidi meskipun ada beberapa   daerah lain  yang belum memperlakukan larangan menggunakan BBM bersubsidi.

Pantuan di lapangan, terlihat antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) di wilayah Kabupaten Paser dan hal itu sudah menjadi pemandangan biasa. 

Mukri, salah seorang warga mengaku sudah setahun lebih tak pernah lagi membeli bensin di SPBU,  karena SPBU di Paser sudah dikuasai oleh pengetap.

Warga Tana Paser ini juga mengatakan,  kritikan dan keluhan masyarakat yang hampir setiap hari dimuat  media cetak, sama sekali tak berdampak pada berkurangnya jumlah pengetap.

Sebaliknya, pengetap malah semakin membludak.  Akibatnya, melanggar  hukum  sudah menjadi  kebiasaan dengan alasan mencari sesuap nasi.

"SPBU kok tiap hari  penuh dengan pengetap, tidakkah mereka kasihan sama tukang sayur keliling, atau buruh bangunan. Mereka juga mencari sesuap nasi, tapi kalau bensinnya beli di eceran kan berkurang penghasilannya. Anehnya lagi, di eceran juga sulit mendapatkan bensin, terus kemana larinya jatah BBM bersubsidi itu," keluh Mukri.

Mukri berharap kepada Pemkab Paser  maupun Pertamina memperhatikan nasib masyarakat kecil, yang seharusnya menikmati subsidi BBM dari pemerintah.  (*)

Pewarta: R Wartono

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013